44. Cinta Berbalut Duka

997 57 12
                                    

Darah....

semuanya sejauh mata memandang hanya genangan darah yang nyaris mengering, dengan banyak bangkai manusia yang bergelimpangan tak tentu arah dan dalam keadaan yang tak utuh lagi.

Kota yang semulanya ramai dengan tawa dan kebahagiaan dalam sekejap berubah menjadi lautan darah dengan tangisan pilu para anak-anak yang menangisi orang tua mereka yang sudah tidak bernyawa.

"Kaisar benar-benar monster gila..." gumam seorang prajurit sambil mengikat erat tangan kirinya yang putus, berusaha untuk menghentikan pendarahan. Wajahya tampak pias dengan kepasrahan didalam matanya, tidak dapat prajurit itu pungkiri ajal yang dia takuti sudah jelas di hadapannya. Tidak ada harapan lagi untuk sekedar berharap semuanya berlalu tanpa ada pertumpahan darah.

Ia menghela napas pasrah, tak yakin akan hidup lebih lama lagi. Dengan perlahan prajurit itu mulai menutup matanya berharap ia mati dalam keadaan tertidur. Namun suara datar nan dingin menyentak sang prajurit dari usahanya.

"Bangunlah prajurit, masih banyak yang membutuhkan bantuan kita."

Sang prajurit mulai membuka mata dengan perlahan, siluet seorang pria dengan ekspresi tajam dan percikan darah di rahangnya membuatnya terlihat seperti seorang pembunuh mengerikan.

"Berjuanglah hingga titik darah penghabisan, jangan jadi pengecut dengan berdiam diri disaat semua rekanmu berusaha mati-matian untuk melindungi mereka yang lemah." sekali lagi suara datar itu membuat sang prajurit terhenyak sebelum akhirnya tertawa dengan sisa-sisa kekuatannya.

"Berjuang? untuk apa berjuang lagi jendral? andapun sudah tahu semua bencana ini dimulai dari anda dan kaisar gila itu! hanya karena memperebutkan seorang wanita dan kalian mengorbankan semua orang yang tak bersalah kedalam masalah kalian, apakah anda tidak sadar jendral? semua ini karena ke egoisan kalian!" napasnya terengah namun rasa lega menyusup dalam hatinya, akhirnya ia punya keberanian untuk mengungkapkan kebodohan para atasannya itu.

Ya semua ini, bencana ini disebabkan oleh keegoisan orang-orang berkuasa itu!

Ratusan hingga ribuan orang mati karena dua orang berkuasa itu memperebutkan seorang wanita, ya seorang wanita benar-benar konyol.

Pria berwajah datar itu terdiam.

Ya, semua ini terjadi karena ego mereka yang terlalu tinggi. Mereka tak segan membunuh banyak orang tak bersalah demi memuaskan keinginan tak manusiawi itu!

Tapi lihatlah sekarang... jangankan merasa puas, mereka hanya melihat bencana dimana-mana.

"Ji ya... bagaimana ini? kenapa semuanya jadi seperti ini?" gumam pria itu sambil menyentuh dadanya, debaran jantungnya terasa begitu cepat,  hingga rasanya begitu sesak.

Pria itu adalah Hong li dan dia telah kehilangan cahayanya.

Semua ini harusnya tidak terjadi.....

Jika dia tidak egois dan bisa melepaskannya.

Tapi semuanya telah terlambat hanya penyesalan yang bisa ia terima.

*****
Kembali pada tiga hari sebelum semua ini terjadi....

Pesta yang digelar oleh kaisar Xiao begitu meriah dengan banyak bangsawan hingga raja-raja yang berada dibawah naungan kekaisaran xiao datang. Mereka semua tampak penasaran dengan selir kaisar xiao yang dikatakan mengandung penerus tahta  kekaisaran ini.

"Aku dengar selir kaisar itu akan di angkat menjadi permaisuri malam ini." ucap salah satu tamu pesta itu kepada sekumpulan perempuan bangsawan di dekatnya.

"ugh, pasti karena dia satu-satunya wanita kaisar yang berhasil mengandung anak kaisar."

"Benarkah? tapi itu tidak mengherankan, mengingat sangat banyak selir kaisar yang tidak dapat mengandung." sahut salah satu perempuan bangsawan disana.

Permaisuri LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang