Kerra's. 11

1.5K 158 29
                                    

"Jangan memilih aku karna permintaannya."

***

"Kenapa harus ketemu sama dia?" Monolog Kerra yang masih memikirkan kejadian tadi pagi, dia sama sekali tidak mengenal Kerra.

"Isk.." Rindu itu menusuk dada Kerra diikuti rasa sakit dan kecewa, segala nya bercampur aduk. Kerra mengesat airmata nya.

"Maaf." Kata itu masih terngiang di fikiran Kerra, Ada apa sebenarnya? rambut Kerra mengusut bersama wajah nya yang kekurangan tidur karna memikirkan kasus kecelakaan satu tahun lalu, bahkan Naura juga ikut dalam masalah ini.

Kerra menoleh ke jam dinding yang menunjukkan sudah pukul sembilan malam, dia berdiri lalu berjalan ke cermin dan menatap dirinya yang semakin kurus hanya saja pajamas nya yang kebesaran.

"Bi Ida sudah tua non, Bi Ida juga pengen liat non Kerra menikah. punya anak banyak." Kerra menyentuh perut nya.

"Hamil? gue yang seperti ini punya anak?" Kerra langsung tertawa terbahak-bahak, entah dimana lucu nya.

"Kak! kaka Kerra!" Kerra menatap pintu dia memutar bola mata nya lalu berjalan ke pintu kamar nya.

"Kaka kenapa?" Kerra menatap Naura kebingungan.

"Aku kenapa?" Kerra kembali bertanya.

"Tadi aku dengar kak Kerra teri—" Kerra langsung menariknya masuk kedalam kamar, Naura pun apa lagi langsung terbang ke kasur Kerra.

"Tadi waktu habis sholat maghrib kaka iseng ni colek Bi Ida, eh malah di ceramah sampai bawa-bawa kapan nikah kata nya mau liat kaka punya anak, kan gak mungkin." Naura melotot.

"Lah kan bagus, emang bener yang di bilang Bi Ida. eh kak umur kamu itu sekarang sudah dua puluh sembilan kak, istighfar" Kerra kembali melotot

"Emang kenapa?! gak masalah lagian juga kaka masih banyak kesibukan!" Naura ingin beranjak tapi Kerra kembali menarik tangan nya.

"Terserah kaka aku males pengen tidur!"

"Tunggu dulu! belum habis ngo—

"Dada kaka Kerra selamat malam muach!" Naura memberi flyng kiss kepada Kerra dan Kerra pun menyambut nya lalu membuang nya lewat balkon.

"Dasar singa!" Detik itu juga Naura membanting pintu kamar

Kerra berjalan ke arah balkon, kulit wajahnya tertampar angin malam rasa khawatir semakin menyelimuti diri nya. andai Kerra bertemu dengan dia apa lagi yang akan di lakukan orang tuanya, Kerra tak mahu keluarganya terancam hanya karna masa lalunya.

"AHHHHHH!" Teriak Kerra dengan sangat puas.

"KENAPA LU TERIAK-TERIAK!" Thoni yang tadinya hanya memerhati dari gerbang ikut terkaget saat Kerra berteriak.

"KAMU NGAPAIN DI BAWAH MALAM-MALAM?" Kerra kembali meneriaki Thoni, sering terjadi pertanyaan dibalas pertanyaan, adu petir dimulai.

"Gue mau nongkrong, tapi gue liat ada mak lampir duduk di balkon takutnya dia pengen bunuh diri!" Thoni mengejek Kerra dari gerbang dengan menutup matanya.

Kerra's  (SEQUEL OF SW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang