"Cinta yang ku anggap mati ternyata masih subur hingga detik ini."
***
PAK!
Pundak Kerra terangkat saat Thoni menghentak meja Riasnya, Kerra mendongak menatap wajah Thoni yang memerah.
"LAKI-LAKI TADI ITU FANO BUKAN? REFANO ANDRIAN?! DIA KAN ORANG NYA?! BICARA KERRA!" Kerra menunduk air mata nya mulai bergenangan di pelupuk mata.
"Ish.." Thoni meraup wajah nya, Dia baru sadar jika dia sedang memarahi seorang perempuan, dia teringat pada Ibu nya.
Thoni menatap Kerra yang duduk di depan nya. dia menghela nafas panjang, setelah itu dia membungkuk di hadapan Kerra.
"Aku minta maaf.." Thoni memasang wajah penyesalan atas kelakuan nya yang tidak bisa mengawal Emosi.
Kedua tangan nya memegang pundak Kerra, Dia berusaha mencari sepasang mata Kerra yang sudah merah dan penuh genangan air mata.
"Kerra.. Aku di sini bukan siapa-siapa."
"Kata siapa?! Kamu bagian dari aku Thon! Kamu udah Aku anggap kayak Saudara Aku sendiri!" Nafas Thoni Tercekat, Kedua tangan nya terjatuh dengan perlahan. Hati nya bagaikan terbelah dua.
Segalanya begitu terasa pahit, sangat sulit bagi Thoni untuk menerima kenyataan pahit itu.
Raut wajah Thoni berubah, begitu kecewanya dia saat mendengar apa yang Kerra ucapkan, Seandainya Kerra tahu betapa besar perasaan dan pengorbanan Thoni untuknya.
Namun segalanya hanya berujung sia-sia, jika hati Kerra masih menyimpan nama orang lain.
"Aku baru sadar kalau harapan Aku sudah terlalu tinggi untuk Kamu, Mulai sekarang Aku sudah sadar kalau Aku Bukan siapa-siapa di dalam hidup Kamu. " Kerra menatap Thoni tidak mengerti, dia tidak paham apa yang sedang Thoni kata kan.
Thoni menatap Kerra dengan rasa kecewa yang mendalam, hati nya bagaikan sedang ditusuk berkali-kali oleh pedang. seandainya bukan karna kebaikan Ibu Melanie, mungkin dia sudah angkat kaki dari rumah ini.
"Kalau hati Kamu masih ada untuk Dia, silahkan kembali, Aku gak akan nahan kalau kejadian seperti tadi terulang lagi. Tapi sebelum itu pikir dulu kasus Ibu." Thoni berhenti sejenak, berfikir untuk membicarakan sesuatu yang tidak melukai hati Kerra, Tapi jelas itu melukai Hatinya sendiri
"Tolong selesaikan Kasus Ibu Melani dulu, Kalau kasus Ibu sudah selesai Aku janji. Aku akan pergi dari sini Secepatnya." Kerra melotot. seperti tanda tanya
"Iya pergi, Itu kan yang Kamu mau?" Thoni berdiri dengan rasa kecewa dihati nya, pemandangan siang tadi membuat nya lelah dengan segalanya.
"Thon.." Kerra memanggilnya dengan nada merengek, tapi kali ini Thoni benar-benar kecewa terhadap Kerra. Thoni tidak menghentikan langkah nya saat Namanya disebut dan ini pertama Kalinya, Thoni sangat lelah dengan Kerra.
"Thoni.." Dan air mata Kerra pun jatuh saat Thoni menutup pintu kamar Kerra dan menghilang entah kemana. Kerra menggerutu kesal, menghambur semua riasan nya yang terletak di atas meja rias.
"AKU JUGA TIDAK MENGERTI SAMA DIRI AKU SENDIRI!!" Teriak Kerra di kamar nya. Dia mengacak rambutnya, dan kini dia terlihat sangat berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kerra's (SEQUEL OF SW)
Misterio / Suspenso[MAMPIR KE SPECIAL WOMAN TERDAHULU] "Kenapa harus ada rindu di dalam kebencian." Kerra Shellania Hoar Setelah kecelakaan Fano yang mengakibatkan dia hilang ingatan membuat kehidupan Raina berubah drastis begitu juga nama nya yang diganti sedemikian...