Kerra's. 04

2K 218 32
                                    

"Kita tidak lagi bersama dan sepertinya alam juga menyetujui itu."

***

"Masih sakit lu bang?" Fano hanya mengangguk dengan lemah.

"Masih ingat kita semua?" Fano lagi - lagi mengangguk, sudah banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh teman - temannya dan hanya dibalas dengan anggukkan lemah.

"Kurang satu." Ucap Fano membuat mereka menggaru kepala masing - masing.

"Ah anu.. itu Marcel lagi di rawat, iya disini juga." Kedua alis Fano bertautan.

"Kenapa?" Pertanyaan Fano dibalas dengan Khei yang menendang punggung Verant sehingga lelaki tampan itu tersungkur ke lantai.

"Gara - gara ini nih.. ngasih kacang ke Marcel katanya cuman iseng, udah tau itu penyakit malah dibawa bercanda, ya mau di apa lagi bibir nya sudah bengkak sama lehernya merah - merah." Fano tidak berbicara lagi, dia hanya menatap teman nya dengan sangat teliti, mengesan wajah mereka satu- persatu, masih saja kurang lengkap.

"Masih sakit tangan lu Fan?" Fano tidak menjawab pertanyaan Verant, tapi malah mencoba untuk bangun untuk bersandar namun cepat dihalang oleh Ben.

"Ih kaga usah gerak - gerak Fan! ngeri gue liatnya.. mana tangan lu baru sembuh, lu gak kangen rumah apa gimana?"

"Betah amat tinggal disini." Sambung nya lagi, Fano hanya menuruti perintah Ben, kalau tidak pasti dia tidak berhenti marah - marah seperti ibu tiri.

Fano memegang kepalanya dan mengerang kesakitan, lalu tiba - tiba dia tersenyum menatap teman - teman nya.

"Gue sakit.." Lirih Fano membuat para sahabat nya merinding sekaligus sedih.

"Iya Fan.. kita semua tau kamu sakit." Ben mengusap punggung Fano. laki-laki itu menggengam tangan Ben dengan sangat erat membuat Ben kaget.

"Kenapa Fan? seumur hidup lo ga pernah megang tangan gue se-instens ini." Ben bergidik ngeri.

"Besok gue gak mau sekolah. tapi gue takut bilang ke ayah." Perkataan Fano sontak membuat para sahabat nya melengo.

Terutama Khei, biji matanya seakan ingin keluar dari posisi awal.

"Wah gak waras ni anak!" Ujar Verant yang mendapat pelototan dari Ben.

"Sembarangan aja lu!" Sudah di yakini bahwa ingatan Fano tertuju pada waktu mereka masih SMP sangat jauh dan jauh sekali.

Ini sangat sulit di percaya.

Dan setelah itu suara pintu yang berbunyi mencuri perhatian mereka, melihat Zhaky yang baru ingin masuk sontak Khei berlari anak lalu menarik doktor tampan itu keluar dari kamar tersebut.

"Ngapain Khei? gue baru mau ngecek Fano" Alisnya diangkat sebelah.

"Itu gak penting!" Khei menarik Zhaky ikut duduk bersama nya.

"Bang ingatan Fano bener - bener jauh.. dia masih ingat masa kita sekolah, sedangkan dia sekarang lagi kuliah bang gimana cara jelasin nya?" Khei tampak bingung.

"Gue udah berusaha semampu gue Khei, ini lah hasil nya."

"Kita harus ngapain bang?" Zhaky terlihat berfikir sejenak lalu menatap Khei.

Kerra's  (SEQUEL OF SW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang