Kerra's. 18

870 93 13
                                    

"Jangan hadir di alam mimpiku karna aku tidak bisa tersenyum dengan hal yang mustahil menjadi nyata."

***

"Berapa tahun yang lalu ada seorang wanita muda yang di benci oleh keluarga kekasihnya karna wanita muda itu dari keluarga yang tidak punya apa-apa, Dan karna tidak sudih ingin bermenantu wanita miskin akhirnya wanita muda itu di lempar masuk ke dalam penjara selama lima tahun dengan bukti yang tidak masuk akal, penghinaan dan juga sakit hati mendampingi wanita muda itu selama lima tahun sehingga dia kembali bertemu dengan satu kecelakaan dimana hal itu merenggut nyawa sang Ibu dari wanita muda itu, lalu? seperti apakah nasib wanita malang itu sekarang? apakah dia sekarat." Kerra bertanya pada dirinya sendiri. Berdiri di balkoninya dengan menikmati angin sore, setelah kejadian Enam tahun yang lalu kini dia harus mempersiapkan diri untuk kembali bertemu dengan manusia yang telah mengkhianatinya.

Tentang pertemuannya dengan Fano seminggu yang lalu, dia begitu kaget saat berada di pelukan Fano waktu itu. Rindu? hal itu pasti ada tapi penderitaan lah yang membuat rasa cinta itu hilang secara tiba-tiba.

"Saya akan menepati janji saya Ibu Alexandra." Kerra tersenyum, mengingat kembali bagaimana Alexandra memperlakukan dirinya sebagai wanita miskin yang tidak berdaya, Kerra kembali mengingat waktu dia berjanji pada Khei bahwa dia tidak akan keluar dari penjara sampai Ibu Fano bisa menerima nya dan memaafkannya sedangkan hal itu mustahil terjadi bagi Alexandra yang notabenenya sangat membenci Kerra.

"Ck! Astaga! Kerra betapa bodohnya kau dulu! Aku benar-benar ingin menampar wajahmu seandainya aku bisa kembali ke Enam tahun yang lalu." Ucap Kerra dengan tawa renyah, setelah itu dia berbalik mengambil langkah pendek lalu berhenti di depan cermin nya, dia melirik sedikit pada kaca besar tersebut.

"Kau ingin mengambil hati seorang Raina Clarissa? Langkahi dulu mayat Kerra Shellania." Kerra tersenyum sinis, saat bertemu kedua kalinya Kerra benar-benar hampir jatuh kepelukan Fano tapi dia ingat ada janji yang harus di tepati, dan janji itu tidak bisa dilanggar hanya karna alasan jatuh cinta, itu akan terdengar seperti pengemis di telinga keluarga Fano.

Wanita itu memang lahir dengan hati yang lembut dan penyayang tapi ingatlah dia tidak mudah ditakhlukkan, setelah hampir mati bertahan di tengah badai lautan dia takkan mudah terusik oleh gerimis.

"Senang bertemu lagi denganmu Refano Andrian Selland." Setelah mengakatan hal itu kini Kerra bersiap-siap untuk bertemu Thoni. setelah kejadian seminggu lalu dia dan Thoni perang dingin di rumah mahupun di kantor bahkan semua staff di kantor terheran-heran karna keduanya tidak lagi beradu petir bahkan ada yang berasumsi keduanya putus hubungan.

"Em hah..." Kerra menghembus nafas sebelum dia melangkah keluar dari kamarnya, Karna setau Author keduanya masih dalam Ego masing-masing begitulah yang di katakan oleh Naura yang telah menyelidiki keduanya.

Pihak Thoni.

"Dia terlalu mudah untuk jatuh cinta! dia lupa tentang bagaimana orang tua laki-laki itu memperlakukan dirinya. dia lupa betapa menderitanya dia karna laki-laki itu, dulu dia bilang dia benci dan tidak akan kembali lagi pada laki-laki itu tapi sekarang apa?! malah dia terdiam waktu dia di peluk sama si brengsek itu! laki-laki sialan! gua gak mau minta maaf!" Naura hanya mengangguk saat mendengar penjelasan Thoni pada saat sehari setelah pertengkaran itu terjadi, karna Naura penasaraan dia langsung mengintrogasi keduanya, lalu mari kita dengarkan pihak wanita pula.

Pihak Kerra.

"Dia nggak ngerti perasaan aku Ra! Aku tuh waktu disitu lagi syok! ya jadi aku diem. tapi diem bukan berarti aku suka dipeluk sama Fano! gitu aja marah pokonya Aku gak mau minta maaf toh bukan Aku yang salah!" Naura berhenti mengunyah cemilan yang ada di tangan nya, Kerra masih ingin meneruskan penjelasannya tapi Naura mengajukan jari telunjuk tanda berhenti.

Kerra's  (SEQUEL OF SW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang