Namja yang lebih tua itu memilih duduk di salah satu kursi meja makan. Pandangannya fokus melihat pemuda manis yang kini sedang sibuk berkutat dengan alat masaknya. Jungkook yang telah menyelesaikan masakannya pun menghidangkannya diatas meja. Keringat tipis itu menghiasi wajah tampan nan manis seperti saat dirinya yang sekarang menata rapih sarapannya, ditambah kulit seputih susu yang mana membuat dirinya lebih terlihat cantik.
Tak selang beberapa lama, keduanya pun siap untuk berangkat ke sekolah. Taehyung menjalankan tugasnya dengan baik dari Appanya saat ini. Mengantar jemput, ah lebih tepatnya berangkat pulang bersama dengan adiknya. Butuh waktu 10 menit untuk sampai, hingga kini keduanya berjalan dikoridor bersama.
"Hyung? Apa kau akan mengantarku hingga ke kelas?" tanya Jungkook heran diiringi sedikit takut. Pasalnya kelas Taehyung berada di jalan yang berlawanan, hingga dua kelas lagi di depannya adalah kelas Jungkook. Taehyung yang tersadar pun membulatkan matanya.
'Benar juga! Ada apa denganku?' rutuknya yang menyadari kebodohannya.
"M-mwo! Kau gila?! Mana ada waktu untukku mengantarmu sampai sana?!" sangkalnya, cepat-cepat dirinya membalikkan badannya dan pergi dari sana. Jungkook yg masih terlihat bingung pun memandang kepergian Taehyung yang memukuli kepalanya. Ia hanya terkikik geli saat orang-orang yang memandang hyungnya aneh.
"Kau lucu hyung..." gumamnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas tujuannya.
.
.
.Jungkook saat ini sedang sibuk memakan sandwich yang ia bawa dari rumahnya, sambil menikmati hamparan angin yang menyapu surai brownnya yang berada di taman belakang sekolah. Niatnya akan mengajak Bambam, namun namja keturunan Thailand itu tadi dipanggil oleh salah satu guru untuk ke kantor.
Meletakkan kembali kotak bekalnya disamping dirinya duduk, pandangannya fokus pada lapangan basket di depannya. Memperhatikan salah satu namja yang akhir-akhir ini memberi perhatian kecil kepadanya, siapa lagi kalau bukan hyungnya? Tatapannya bertemu, Jungkook melambai kecil dan tersenyum manis. Sedangkan namja yg mendapatkan senyuman itu hanya menatapnya datar, tak sadar bahwa dalam hatinya tertegun melihat indahnya manusia di depannya ketika angin menerpa anak rambutnya.
"Yakk!" buru-buru ia membalikkan badannya saat bola mengenai belakang kepalanya dan menngedarkan matanya mencari si pelaku. Matanya menangkap namja yg tingginya tak lebih dari hidungnya.
"Apa?" cueknya sambil berkacak pinggang. Hendak mengumpat namun Jimin lebih dulu memotongnya.
"Kau yang sedari tadi melamun. Ada apa dengan tatapan idiotmu itu?" sindirnya. Taehyung menganga mendengarnya, apa-apaan manusia kekurangan kalsium ini?! Kembali membalikkan badannya sekedar melihat namja manis yang duduk sendirian di bangku bawah pohon, namun ia tak menemukannya.
"Kau sedang mencari siapa huh?" tanya si pelaku pelemparan bola. Taehyung menoleh dan menatap datar.
"Mencari babi betina untuk aku jodohkan denganmu. Puas?" jengahnya. Jimin menaikkam satu alisnya sambil menarik sudut bibirnya remeh, dia pun memiliki mata dan dugaannya tak selalu salah.
"Kau mencari adikmu?" tebaknya tepat dan dibalas tatapan tajam oleh namja yg lebih tinggi.
"Aku tidak!" sangkalnya.
"Wajah bodohmu tak bisa membohongiku heh?" godanya lagi.
Plak!
"Yak! Kenapa kau memukulku?!" teriaknya tak terima sambil mengusap brutal lengan atas kanannya.
"Tatapanmu seperti om-om pedofil asal kau tau!" Taehyung melenggang pergi meninggalkan namja yang sibuk mengaduh sakit disertai umpatan-umpatan yang lancar meluncur dari bibir tebalnya, jangan lupakan terbitan jari tengah nan mungil. Lalu menyusul Taehyung yang sudah menghilang dari jarak pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My hyung or ?
Random"Eomma! Apa hyungku sangat keren? Apa dia bisa melindungiku seperti hyung hyung yang lain? Aku tak sabar untuk bertemu eomma!" . . "Hyung.. aku tak apa kau tak menyukai ku. Tapi aku takkan menyerah untuk mendekatimu, dan merasakan bagaimana senangny...