Chapter 4

111 12 7
                                    

Huekk huekk

Pagi ini Jungkook terbangun karena merasakan mual diperutnya. Ia beranjak ke kamar mandi lalu berusaha memaksa mengeluarkan isi perutnya. Mencengkeram keras sisi wastafel untuk menyalurkan sakit diperut yang Jungkook rasakan. Jungkook pun mendongak dan menatap pada cermin di hadapannya, memerhatikan wajahnya yang kini sudah jauh dari kata sehat. Kulit pucat, bibir sedikit membiru, dan hidung yang memerah.

Setelah membersihkan kekacauan tadi, Jungkook pun keluar dan mendudukkan dirinya ditepi ranjang. Tangannya mengambil sesuatu di dalam laci nakas disamping kasurnya. Jungkook pun membuka kembali isi map coklat tersebut, tersenyum getir mengingat perkataan dokter yang beberapa waktu lalu ia temui. Keluarga nya tidak ada yang tahu, termasuk Jieun pun. Yang Jieun tahu saat memeriksa Jungkook di Busan yaitu,

'Jungkook hanya mudah lelah, mungkin itu efek dari penyakit lambung nya saja'

Salahkan Jungkook yang memohon pada dokter disana untuk tidak memberitahu kan hasil nya kepada sang Ibu. Mengkhawatirkan orang lain padahal dirinya butuh pertolongan.

"Apakah sudah separah itu?" Lirihnya, sambil menatap hasil pemeriksaan yang menulis kan riwayat penyakit Leukemia. Jungkook menundukkan kepalanya, maniknya berair karena tak sanggup menahan sakit dihatinya. Menghela nafas panjang, Jungkook pun memasukkan kertas itu kembali dan menyimpan di dalam nakas lagi. Ia pun beranjak dan melangkah perlahan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

                        —————————

"Appa dan Eomma akan pergi sementara waktu ke Jepang untuk mengurus cabang yang ada disana" sang kepala keluarga memulai perbincangan di meja makan. Saat ini keluarga Kim sedang sarapan bersama.

"Berapa lama?" Itu Taehyung yang bertanya, tak mau berbasa-basi tentang yang lain. Jungkook yang menyimak pun sama menunggu jawaban yang dilontarkan Taehyung.

"Sekitar 3 bulan? Appa tak tahu pasti, karena perusahaan disana sangat mengalami penurunan drastis" jelasnya sambil meminum teh hijau nya setelah menyelesaikan sarapan nya.

Taehyung hanya menganggukkan kepalanya, sudah hapal pekerjaan si Tuan Kim ini. Toh dari dulu dia juga sering sendiri. Berbeda dengan Jungkook yang tak bisa jauh dari ibunya. Tapi mulai saat inilah ia harus terbiasa mandiri, ibunya ingin memiliki waktu berdua dengan Appa nya.

"Kookie tak apa Eomma tinggal?" Jieun bertanya pada Jungkook untuk memastikan anaknya ini tentang yang diucapkan Tuan Kim.

"Um ah! Itu tak apa Eomma, aku disini akan baik baik saja. Lagian aku takkan sendirian disini Eomma, kan ada Tae-hyung bersamaku" senyum manis nya ia tunjukan kepada sang Eomma. Jieun pun hanya mengangguk sambil tersenyum lalu mencubit kecil hidung Jungkook, si empunya pun hanya mengerucutkan bibirnya karena aku sudah besar Eomma- dumelnya. Sedangkan Taehyung yang merasa dirinya disebut pun hanya menaikkan satu alisnya.

Interaksi ibu anak itupun tak luput dari manik Tuan Kim yang ikut tersenyum karena kegemasan si bungsu, dan pemuda Kim yang sedikit tertegun melihat senyum manis itu. Cantik- pikirnya. Taehyung pun tersadar dengan pikirannya, ia pun tersedak dan mencari minum. Jungkook yang melihat pun memberikan air yang disampingnya dan menyodorkan kepada Taehyung. Taehyung pun menenggak air itu tidak perlahan.

"Taehyung, saat nanti Appa pergi, Appa mau kau yang menjaga Jungkook. Berangkat maupun pulang sekolah dia harus denganmu," Taehyung yang mendengar pun membulatkan matanya. Heol?! Harus bersama gitu?!

"Appa?! aku tak m-"

"Tak ada bantahan. Kau menolak, Appa cabut semua fasilitas mu. Termasuk tabungan mu" tegasnya kepada pemuda berhazel elang itu. Taehyung pun membanting sendok garpu nya ke piring, beranjak dan menunggu di ruang utama.

My hyung or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang