Sorot mata yang kosong itu terus menatap kedepan, mengabaikan suara seorang paruh baya yang sedang berbicara jauh dihadapannya. Wanita yang berada disampingnya hanya sekali-kali melirik padanya untuk memastikan namja itu tidak merusak suasana rapat hari ini.
Meeting pun selesai, Taehyung yang didampingi dengan sekretaris setianya itu keluar tanpa berpamitan. Terkesan tak sopan memang, tapi memang begitulah sifat dinginnya.
Mendudukkan dirinya dikursi ruangan dan bersandar, namja si pemilik surai hitam legam itu memijit pelipisnya sakit. Wanita yang kini sedang menata lembaran kertas penting di depannya menatap pada pria tan.
"Ingin kubuatkan minum?" gelengan kecil di dapatkannya. Wanita berdarah Taiwan itu menghampiri si dominan, ikut memijat bahu lebar nan panjang itu seraya mengurangi rasa sakitnya.
"Oppa?" deheman rendah itu menyahuti, Tzuyu menjutkan kembali kalimatnya.
"Hari ini jadwalmu tidak terlalu padat, apa ada tempat yang ingin oppa kunjungi?"
"Mungkin nanti aku akan kerumah sakit, ada apa?" wanita itu mengangguk di belakang.
"Tak ada, aku hanya bertanya." senyuman wanita itu tak pernah luntur, Taehyung selalu mendapatkan aura positif dari wanita dibelakangnya. Mari sedikit berkenalan dengan Tzuyu.
Teman sekelas dulunya, wanita yang sangat totalitas dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Meski tak mendapat peringkat pertama, tapi Tzuyu selalu masuk dalam tiga besar dalam satu sekolah.
Cantik? Tentu saja! Menjadinya salah satu primadona di sekolahnya dulu. Memiliki vibes yang sangat ramah pada semua orang yang menyapanya, bahkan senyumnya tak pernah luntur tiap detiknya.
Pernah sekali ada yang ingin membullynya, namun wanita ini justru berbalik balas. Hell, dia adalah anak konglomerat dari negaranya. Ayahnya yang memiliki klinik Beauty yang sangat terkenal dan seorang ibu yang menjadi model kecantikan, tak ada yang tak mengenalnya.
Meski begitu, ia tak pernah membawa harta dan tahta kedua orang tuanya. Ia menetap di negara ginseng karena ingin mandiri, membuktikan pada orang-orang yang berpikir bahwa ia hanya beruntung karena terlahir dari keluarga emas.
Hanya saja kurangnya, ia adalah wanita biseksual. Ia bisa menjadi wanita feminim jika di dekat pria yang matang, namun bisa juga menjadi wanita dominan jika berada di dekat wanita dan pria yang bernotabene submisive.
Taehyung tentu saja mengetahuinya, tak mungkin pria tegas itu merekrut orang sembarang. Bahkan, ia pernah bertemu dengan orang tua wanita ini untuk sekedar melakukan kerja sama dan di terima baik oleh pihak yang ditawar.
Soal kekasih? Keduanya hanya saling menguntungkan, tak ada rasa didalamnya. Untuk pihak Taehyung, ia bisa menghindari dari kolega yang ingin menjodohkan dirinya dengan anaknya. Demi apapun, ia sangat tak berminat dengan hal seperti itu. Apalagi dirinya mengetahui tujuan dari perjodohan hanya karena perbisnisan.
Dan untuk Tzuyu sendiri, ia bisa leluasa untuk melakukan apapun di negara ini. Jika ada yang melarangnya karena kata 'ilegal' Taehyung akan turun tangan untuk mengurusnya dan wanita itu akan berlindung dari kata 'kekasih'. Simbiosis mutualisme benar-benar berlaku dalam dunia bisnis jika perannya sangat pintar memanfaatkan suatu keadaan.
"Bisakah kau duduk didepanku?"
"Apa ada yang harus aku lakukan?"
"Duduk saja dulu." wanita itu menghela dan menuruti permintaan pria di depannya. Mendudukkan bokongnya pada meja dan menghadap pada pemuda di hadapannya.
"Sudah? Lalu?" Taehyung menatap wajah sempurna kekasihnya, tersenyum lalu memeluk pinggang kecil dan membenamkan wajahnya pada perut rata di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My hyung or ?
Acak"Eomma! Apa hyungku sangat keren? Apa dia bisa melindungiku seperti hyung hyung yang lain? Aku tak sabar untuk bertemu eomma!" . . "Hyung.. aku tak apa kau tak menyukai ku. Tapi aku takkan menyerah untuk mendekatimu, dan merasakan bagaimana senangny...