Chapter 8

108 12 3
                                    

Hari ini sekolah diliburkan, karena persiapan ujian kelas tiga. Terhitung beberapa bulan lagi kelulusan sudah mulai mendekat. Itulah mengapa saat ini namja bermata hazel ini masih memejamkan matanya, mengabaikan suara deringan alarm di sampingnya yang menunjukkan pukul 7.

Berbeda dengan penghuni kamar sebelahnya yang sibuk memilah-milih baju. Dia sudah mandi omong-omong. Memutuskan untuk memakai sweater berwarna hijau botol dipadukan dengan celana boyfriend yang sedikit sobek pada bagian lututnya. Memeriksa di dalam ponsel yang sudah dipenuhi dengan beberapa notif. Taersenyum kala sahabatnya sudah menunggunya di depan gerbang.

Menyurai rambutnya merapihkan, dan jangan lupa mengoles lipbalm pada ranum menggodanya. Beranjak keluar kamar dan berhenti tepat di pintu seberang kamarnya. Ingin memberitahukan hyungnya itu bahwa hari ini ia akan keluar, namun sepertinya taehyung masih tertidur. Memutuskan menulis secarik kertas dan menempelkannya pada kulkas. Mungkin pria itu akan membacanya jika hendak mengambil minum.

"Lama sekali.." gerutu namja Thailand itu.

"Maaf bamie~ Kau– membawa mobil?" herannya saat melihat mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana.

"Ummm.. aku mengajak seseorang, tak apa kan?" cicitnya. Jungkook merotasikan bola matanya, padahal sahabatnya sendiri yang bilang ingin menghabiskan waktu berdua.

"Baiklah ayo!" naik kedalam mobil pada kursi bagian belakang dan melihat namja berambut sedikit panjang yang duduk dibagian pengemudi. Melihat dalam spion depan yang tersenyum padanya.

"Yugyeom— kekasih Bambam" Jungkook spontan melihat sahabatnya itu yang menyengir, rupanya ia akan menjadi obat nyamuk untuk pasangan ini. Dasar! Tahu gini mending dirinya bermain game seharian dirumah!

.
.
.

Saat ini, Taehyung sedang berada di kediaman sahabatnya Park Jimin. Ia sudah mengetahui adiknya yang keluar rumah, tentu saja dirinya membaca isi pesan namja manis ad. Wajahnya menekuk masam, tak minat dengan acara TV yg ada di depannya.

"Kau mau makan Tae?" tawar namja sipit yg baru saja keluar dari kamarnya.

"Tidak. Aku sudah makan dirumah" Jimin mengangguk-ngangguk saja. Taehyung kembali fokus memindahkan chanel TV dengan acak.

"Tumben kau kemari.." Jimin mendudukkan dirinya disamping Taehyung.

"Aku bosan sendirian disana" Jimin menyuruput minumannya perlahan, menatap Taehyung menunggu kalimat yg akan dilanjutkannya.

"Kau tahu sendiri para maid aku liburkan.."

"Terus?"

"Adikku juga keluar bersama teman cabe nya itu" gerutunya tak suka. Jimin terkekeh dan menyimpan minumannya di meja.

"Heh? Aku tak salah dengar?" Taehyung menoleh sambil menaikkan satu alisnya.

"Kau sudah mau menerimanya?" tanyanya memastikan.

"Entahlah. Mau tak mau aku pasti bertemu dengannya tiap hari. Haishh menyebalkan!" Jimin menyetujui perkataan sahabatnya tadi.

"Cobalah untuk menerimanya Tae.. dia terlihat seperti anak baik-baik. Tapi– apa ini perasaanku saja atau bukan, dia terlihat lebih kurus.." Taehyung menatap pria yang mengganjal perasaannya selama ini, dirinya juga merasakan bahwa Jungkook memang terlihat lebih pucat sekarang, berbeda dari pertama ia bertemu.

"Hm. Dia juga menjadi lebih sering mengacuhkanku, bukan– maksudku.. Dia seperti menerima saja jika aku mengganggunya, tidak seperti awal-awal yang selalu tunduk padaku" jelasnya bersungguh-sungguh, menjelaskan tatapan curiga Jimin yang mendengar kalimat ambigu yang dilontarkan dirinya.

My hyung or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang