"Angh!" Pekik nya kala benda tumpul itu tepat mengenai pusat lubangnya. Ya, saat ini Jungkook tengah dibuat melayang oleh kenikmatan yang dilakukan namja dibelakang nya. Kim Taehyung? Benar. Rambutnya terantup-antup sesuai gerakan yang Taehyung lakukan, Jungkook terus memijat manja penis yang berada di dalamnya.
"Hyung cum!" Taehyung mempercepat temponya, kedua tangannya mencengkram erat pinggang kecil nan indah itu. Tak lama mereka berdua pun mencapai klimaks nya. Jungkook merasakan lubangnya penuh saat Taehyung menyemburkannya di dalam.
"Kau selalu nikmat." puja namja pemilik kulit tan tersebut. Jungkook hanya tersenyum tipis menanggapi namja yang kini merebahkan tubuhnya disamping dirinya. Jungkook memejamkan perlahan maniknya, terlalu lelah karena tenaganya habis digunakan untuk bercinta barusan.
"Jangan lupa dengan pilnya" suara barithone itu memperingatinya. Namja yang lebih muda itu kembali membukakan matanya. Meraih air minum dan pil yang berada di dalam laci nakas.
"Aku sudah bilang padamu, lebih baik menggunakan suntik dari pada harus repot meminumnya usai kita bercinta." ujar Taehyung, namun tak terlalu di respon oleh sang empu. Taehyung pun bangun untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi, sedangkan Jungkook yang terduduk ditepi ranjang menatap nanar punggyng tegap itu yang menghilang ditelan pintu putih.
Jungkook? jangan tanya. Setelah tragedi mula dirinya dilecehkan, Taehyung selalu memakai tubuhnya. Entah itu pagi, siang mau pun tengah malam. Bahkan pernah dirinya ketika baru saja sampai dari sekolah dan namja tan itu menghubunginya untuk segera ke kantor. Dan berakhir dirinya yang dijamah bebas oleh Kim Taehyung.
.
.
.Kini namja bersurai brown itu sedang sibuk berkutat di dapur. Menyiapkan segala makanan untuk sarapan pagi ini. Menata rapih diatas meja makan tanda untuk siap dihidangkan nantinya. Tak lama turunlah namja pemilik mata hazel itu.
"Makan dulu hyung.." ajaknya sambil sibuk mengelap piring yang sedikit basah.
"Kau saja, kekasihku sudah menungguku untuk dijemput." jawabnya sambil fokus pada ponselnya. Jungkook memberhentikan pergerakannya, maniknya menatap sendu namja itu keluar dari pintu apartemen. Mendudukan dirinya di kursi, bibirnya bergetar kecil menahan sakit dalam batin.
"Eomma— Appa— aku merindukan kalian hiks–"
Tentu, dirinya sudah hafal siapa kekasih dari hyungnya ini. Teman sekolah sekaligus sekretaris nya saat ini. Mengabaikan perasaan dirinya yang telah menyimpan rasa lebih pada saudaranya sendiri, berpikir bodoh karena berharap akan balasan dari sang empu.
Ponselnya berdering, dirinya segera meraih dan mengangkat kala melihat dial nomor yang tidak diketahui,
"Halo?"
"Kim Jungkook?" mengernyit kala mendengar suara namja paruh baya. Bukan, ini bukan appanya.
"Ah ya, saya sendiri."
"Begini, saya salah satu bawahan Tuan besar Kim untuk menyampaikan bahwa Tuan Kim beserta istrinya mengalami kecelakaan pesawat kemarin sore." pemuda manis itu spontan menutup mulutnya tak percaya.
"Tidak mungkin.." lirihnya menggeleng.
"Jasad Tuan Kim dan istrinya sudah ditemukan dibawah reruntuhan. Saya sudah mengirim jemputan untuk anda juga Tuan muda Kim Taehyung." Jungkook menjatuhkan ponselnya lemah. Bibirnya bergetar menahan air mata yang terus saja memberontak keluar.
"Jangan lagi.." cicitnya menundukkan wajah dengan meremat ujung baju seragamnya.
"Jangan tinggalkan kookie sendiri— hiks" runtuh sudah pertahanan Jungkook. Terisak pilu ketika merasakan kembali kehilangan untuk dirinya. Baru saja, baru saja dirinya mendapatkan rasa hangatnya keluarga. Baru saja dirinya melihat sang Eomma berbahagia. Memukul kuat kepalanya seakan merutuki takdirnya yang begitu kejam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My hyung or ?
De Todo"Eomma! Apa hyungku sangat keren? Apa dia bisa melindungiku seperti hyung hyung yang lain? Aku tak sabar untuk bertemu eomma!" . . "Hyung.. aku tak apa kau tak menyukai ku. Tapi aku takkan menyerah untuk mendekatimu, dan merasakan bagaimana senangny...