Chapter 15

84 6 2
                                    

Menatap suasana luar dibalik kaca jendela merupakan hobby barunya akhir-akhir ini, setelah mengingat dirinya yang tidak lagi satu kelas dengan sahabat sekaligus teman pertama saat ia masuk sekolah ini.

Datang terlalu pagi memang sengaja ia lakukan, rupanya dirinya yang tak mau menyangkal tentang berusaha menghindar dari pemuda Kim yang saat ini menjadi status saudaranya.

Suara derap kaki mencuri perhatiannya, maniknya menunggu seseorang muncul dari arah pintu yang sedikit terbuka. Menampilkan namja jangkung dengan wajah yang terlihat sangat bantal, namun tetap tampan seperti biasa.

"Jarang-jarang kau datang sepagi ini?" Jungkook menunggu penjelasan dari sang lawan bicara yang sibuk merapihkan surai hitamnya sambil menggerutu tak jelas.

"Seseorang memaksaku." namja manis itu mengerutkan dahinya, memaksa bagaimana maksudnya?

"Dia memanggilku puluhan kali hanya untuk segera pergi ke sekolah! Kim sialan!" lanjutnya.

"G-gyu? Apa kau baru saja mengumpat untuk Ayahmu?"

"TIDAK!" Jungkook terlonjak kaget ketika suara itu tegas menyangkal, jadi yang dimaksud Kim itu siapa?

"Ah lupakan, maaf membuatmu terkejut." menumpu kepalanya menggunakan kedua tangannya yang dilipat diatas meja. Jungkook hanya mengangguk saja, mungkin Mingyu sedang mengalami mood yang buruk.

Waktu baru saja menunjukkan jam 06.00 KST, terbukti suara jam dari tangan milik namja yang baru saja sampai beberapa menit yang lalu. Jungkook kembali memandang keluar jendela, butuh waktu 2 jam lagi sekolah akan memulai pelajarannya.

.
.
.

"Bagaimana? Kau akan ikut kan?" tanyanya antusias dari namja bibir tebal itu.

"Jangan memaksanya, dia terlihat tertekan." Bambam menggeplak bahu namja disampingnya.

"Aku tak memaksanya, aku hanya terlalu senang jika dia ikut berpartisipasi." Mingyu memutar bola matanya malas. Niat ingin makan siang berdua dengan Jungkook, malah ditambah dengan cabe kelas bawahnya.

"Aku tak terlalu mengenalnya Bam-ie, bagaimana jika dia tak suka?"

"Tidak mungkin Kookie, semua orang menyukaimu disini. Aku juga bisa menebak bahwa namja yang dikelasmu juga menyukaimu." senyum sinis sambil melirik namja yang bergigi taring tampan.

"Benarkah? Katakan padaku siapa!"

"Dia tepat disebelahmu–"

"Cepatlah memesan! Aku lapar!" potong Mingyu mengalihkan. Bambam tertawa menang.

"Disebelahku?" bingung Jungkook sambil mencari-cari keberadaan yang dimaksud sahabatnya barusan. Bambam pun hanya menggeleng senyum seraya mengatakan lupakan, ia pun beranjak memesan makan siang untuk ketiganya.

"Hahhhh.. benar-benar.." Mingyu memijat pelipisnya pelan. Berbeda dengan namja manis disebelahnya yang memainkan jari jemarinya sambil menunggu pesanan tiba.

"Kau akan ikut?" itu Mingyu yang bertanya. Jungkook mendongak dan hanya menggeleng kecil, ia masih ingin memikirkannya nanti.

"Kalau kau ikut, aku juga ikut." jelasnya. Jungkook mengerjapkan maniknya heran.

"Wae?"

"Jika kau tak ikut, telingaku akan sakit sepanjang acara karena harus mendengar ocehan sahabatmu itu." gigi kelinci itu menyembul kala dirinya terkekeh ringan.

"Tapi jika tak ada Bambam, rasanya sangat sepi." jujurnya dengan tersenyum.

"Jadi?"

"Aku akan memikirkannya lagi gyu." namja jangkun itu mengangguk paham.

My hyung or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang