Chapter 13

108 6 2
                                    

"Kau jahat! Aku sudah mengira kau melupakanku karena tak mengabariku!" namja berbibir tebal itu memanyun, menatap sengit kedalam manik bulat yang kini hanya bisa menunduk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bamie~ Aku tidak bermaksud-"

"Kau meninggalkanku dikelas dan sekarang kau menjadi seniorku! Padahal umurku jauh lebih dulu dari pada kau!" potongnya mencebik dengan bersedekap dada, Jungkook tersenyum gagap.

"Aku tetap temanmu Bamie, kau bisa datang ke kelasku dan sebaliknya." tenangnya, namun namja Thailand itu masih memandangnya kecewa.

"Ah begini saja- aku akan memberikanmu gelang couple keluaran baru Kucci, bagaimana?" bujuknya dengan tenang. Bambam memandang minat, alisnya mengangkat satu mempertimbangkan ajakan dari pemuda manis di depannya.

"K-kapan?" Jungkook merotasikan bola matanya malas, giliran disogok fast respon.

"Besok, aku akan mengirimkannya ke alamatmu. Hitung-hitung gelang persahabatan." jelasnya. Bambam? tentu saja mengangguk brutal. Ia tak menyangka bisa memiliki sahabat yang sangat royal, padahalkan royal seperti itu banyak ditemukan di toko-toko.

Bambam menatap kolam yang berada di belakang mansion Kim. Ini pertama kalinya dirinya berkunjung kesini, wajar dirinya terkagum karena ia yang hanya tinggal di sebuah apartemen.

Jungkook juga menyuguhkan banyak camilan. Posisi keduanya saat ini sedang duduk di samping kolam berenang yang jernih, memiliki sensasi tersendiri ketika melihat air yang jernih begitu damai.

"Aku akan melakukan operasi nanti." Bambam menoleh dan menatap manik yang kini sedang berfokus pada air yang memantulkan cahaya matahari.

"Aku sungguh mengharapkan untuk bisa sembuh total dan menjadi anak normal lainnya." manik bulat itu menyendu. Sungguh, ia ingin melakukan aktivitas yg tak bisa ia lakukan karena terhalang kesehatan.

"Kookie?"

"Ung?" Bambam tersenyum, mendekatkan dirinya untuk bisa merangkul bahu yang kini sedang bergetar kecil.

"Meski sekarang aku tak bisa selalu disampingmu, tapi aku selalu mendukungmu dari jauh. Kau tahu?" jedanya, memejamkan matanya kilas.

"Kau adalah manusia kuat yang pernah aku temui, dan kau adalah satu-satunya temanku yang begitu tulus." Jungkook memandang lamat wajah sahabatnya yang kini terus mengusap bahunya.

"Mereka selalu berteriak padaku, bahwa aku adalah namja yang sangat cerewet dan aneh. Tapi kau-"

"Justru mendukungku, padahal kau sendiri yang seharusnya aku dukung. Tuhan sangat adil benar?" Jungkook mengerjap dan tersenyum tipis menyetujui.

"Terkadang.. kita dibuat jatuh beberapa kali itu karena sedang diuji. Apakah kita pantas untuk mendapatkannya, atau tidak. Ingat? Semua orang itu berharga, dan kita akan menjadi sangat berarti dimata orang yang tepat." Jungkook meneteskan air matanya, dan memeluk sahabat satu-satunya yang ia punya. Bambam pun juga membalasnya, mereka benar-benar saling menguatkan.

"Jadi- ayo semangat untuk kita!" keduanya tertawa lepas. Kembali bercanda gurau seperti biasa. Jungkook yang mudah tersinggung, dan Bambam yang selalu usil. Bukankah keduanya sangat meresahkan?

.
.
.

Sepatu itu beradu nyaring diatas marmer yang mengkilap. Coatnya yang basah ia sampirkan begitu saja pada sofa. Kakinya melangkah lebar menuju ruangan atas yang tertutup pintu dengan rapat.

Tok tok tok!

Tak ada balasan, ia pun memanggil si kepala pelayan untuk mengambil kunci cadangan yang berada di laci lantai bawah. Menerimanya dengan tergesa dan membuka pintu putih itu.

My hyung or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang