"Disini kau rupanya!" mengambil beberapa obat yang akan ia bawa ke sekolah. Menggapai cardigan coklat pastel pada samping lemari yang tergantung apik. Jungkook segera turun menghampiri pria tan yang sedang menunggu dirinya.
"Ayo hyung!" masuk pada mobil dan duduk disebelah kursi pengemudi, disusul juga Taehyung yang langsung menempati posisinya.
Perjalanan seperti biasa. Jalanan kota Seoul yang ramai dan padat akan aktivitas setiap harinya. Menyalakan lagu jazz favorit si dominan dengan si empu yang kadang ikut bersenandung.
Berbeda dengan yang lebih muda, fokus membaca buku yg ia bawa tadi sambil meminum susu kotak di genggamannya. Kening yang kadang berkerut kala dirinya tak mengerti kalimat yang ditulis si pencipta buku.
Sebenarnya tadi pagi Jungkook sudah siap berangkat. Namun Taehyung menyuruhnya untuk memakai jaket atau sejenisnya, alhasil dirinya berbalik lagi ke kamarnya untuk mengambil cardigan dan juga obat yang sempat tertinggal.
"Kau ku jemput nanti." memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolahnya dulu. Jungkook menggeleng.
"Hyung– kan sudah ku bilang aku bakal pulang terlambat.."
"Kalau begitu aku akan menjemputmu setelah belajar tambahanmu selesai." tegasnya dengan penuh penekanan. Jungkook tergagap ketika dihadapi kembali dengan Taehyung yang seperti ini. Menatap takut pada manik tajam di hadapannya.
"T-tapi bagaimana dengan kekasihmu—"
"Jemput atau kau akan—"
"Baiklah!" membanting pintu ketika dirinya keluar dari mobil hitam yang ditumpanginya. Taehyung tersenyum menang. Bukan tanpa alasan dirinya mau memjemput pemuda manis itu, tentu saja ada sesuatu yang harus ia selidiki. Dering ponsel berbunyi, tertera nama yang sangat ia tunggu dari kemarin.
"Bagaimana hyung?"
"Telah kuletakkan semua di atas mejamu." Taehyung mengangguk menanggapi meski namja diseberangnya tak mengetahuinya.
"Kau benar-benar asisten terbaikku hyung." pujinya. Namja yang diseberang teleponnya itu tertawa renyah.
"Jika istri ku mengetahui ini, mungkin panci pink nya sudah menyapa wajahku dengan lembut."
"Baguslah, mungkin Seokjin hyung ingin memperkenalkannya padamu." ledeknya. Sedangkan Namjoon hanya mengumpat singkat nan padat pada yang lebih muda.
Taehyung menutup panggilannya, menatap keluar jendela yang memperlihatkan murid sekolah yang baru berdatangan. Soal Namjoon, Taehyung memperkerjakannya jika ada urusan penting atau pun rahasia. Sebab, hanya namja jangkung itu yang dirinya percaya untuk pekerjaan ilegal. Sisanya, ia akan menyerahkan pada sekretaris nya sekarang sekaligus kekasihnya.
.
.
."Aishhhh! Dimana aku meletakkannya?" cicitnya sambil mengobrak ngabrik tas miliknya. Angkat turun buku yang berada diatas mejanya, Jungkook sedang mencari obatnya.
Jam pelajaran olahraga sebentar lagi akan dimulai, Jungkook telah berganti pakaian lima menit yang lalu. Saat hendak meminum obatnya, ia tak menemukannya di tas. Bahkan dirinya telah berbulak balik ke tempat mengganti baju yang siapa tahu obatnya terjatuh di jalan.
"Jungkook?" berbalik menanggapi si pemanggil.
"Oh ssaem?"
"Cepat turunlah, semuanya telah menunggu." Jungkook mengalihkan kembali pandangannya pada tas di genggamannya. Apa tak apa dirinya tak meminum obatnya dulu?
"N-ne!" memantapkan hati untuk segera turun. Ia tak akan kambuh jika tak terlalu kelelahan, begitu pikirnya.
Semuanya telah berbaris menyesuaikan posisi. Jungkook mengambil dibagian paling belakang agar tak terlalu terkena panas matahari.
![](https://img.wattpad.com/cover/237417579-288-k304973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My hyung or ?
Diversos"Eomma! Apa hyungku sangat keren? Apa dia bisa melindungiku seperti hyung hyung yang lain? Aku tak sabar untuk bertemu eomma!" . . "Hyung.. aku tak apa kau tak menyukai ku. Tapi aku takkan menyerah untuk mendekatimu, dan merasakan bagaimana senangny...