Tidak suka bau obat

703 81 0
                                    

Leya menepati omongannya buat memakan sedikit cake tadi walaupun cuma dua suapan, tapi Yunho ga masalah asal perempuan itu memakannya, menghargai dia. Sejak tadi, ruang inap perempuan itu di penuhi rengekan, siapa lagi kalo bukan Leya.Tak tahan berlama di ruangan seperti ini.

Leya tidak tahan dengan bau nya, sejak kecil dirinya tidak pernah suka apapun yang berhubungan dengan obat-obatan, dulu saat perempuan itu sakit, orang tuanya selalu memaksa agar meminum obat dengan iming-iming akan di belikan boneka. Dengan senang hati Leya meminum obat kala itu.

Tapi semenjak orang tuanya pergi meninggalkan dirinya sendirian di dunia ini, ga ada lagi mereka yang memaksa Leya kecuali kedua sahabatnya. Leya sangat marah sekaligus sedih saat orang tuanya pergi jauh, sangat jauh. Tapi Leya ga bisa berbuat apa-apa buat membangkitkan kembali orang tuanya, Yunho dan Wooyoung lah yang menguatkan Leya agar tetap bertahan hingga sekarang. Sungguh dia sangat berutang kepada mereka yang selalu membantunya.

Ditinggal pergi saat dirinya masih sekolah menengah, tidak ada yang mau menampung dia untuk tinggal sebelum orang tua Yunho lah yang menawarkan dengan senang hati untuk tinggal serta membiayai hidup Leya sampai dirinya berkuliah. Leya sungguh berutang banyak kepada keluarga Yunho, perempuan itu tidak tahu akan seperti apa hidupnya kalau tidak menerima tawaran keluarga sahabatnya itu.

Leya memanyunkan bibirnya sembari menampilkan mata melasnya. "Aku mau pulang dan, ga suka di sini. Bau obat." Ucapnya dengan kaki yang menendang-nendang selimut.

San menatap Leya gemas. Demi apapun lelaki itu tak tahan untuk ga senyum, tapi langsung memasang wajah datar nya. "Namanya rumah sakit pasti bau obat Leya. Dokter pun belum izinin kamu untuk pulang."

Yang di bilangin langsung menatap San dengan mata sinis sambil mencebik. "Kamu bilang dokternya kalo aku mau pulang ga mau tau!!!"

"Leya kamu bisa ga jangan keras kepala kalo saya bilangin? demi kesehatan kamu dan anak kita." San berbicara dengan nada dingin, yang bikin bulu kuduk Leya berdiri. Leya tak suka nada bicaranya itu.

"Anak aku bukan anak kamu, inget itu!" Leya menunjuk san lalu berbaring membelakangi lelaki itu, menenggelamkan tubuh mungilnya di bawah selimut.

San menggeleng menatap tubuh yang di balut selimut itu, sudah berapa kali perempuan itu menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut ketika merengek. Bukan kesal karena tingkahnya justru San semakin menahan gemas agar tidak mendekap erat Leya.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang