Akhir semuanya

805 65 8
                                    

Sesuai janji Yunho kemarin, hari ini Leya benar-benar sembuh dan langsung meminta untuk mengunjungi orangtuanya. Duduk di antara tempat peristirahatan terakhir mereka, mengusap kedua nisan dengan air mata yang terus keluar. Dia rindu mereka.

"Ma, Pa. Leya kangen." Sebelum datang ke sana, perempuan itu mampir itu membeli bunga lili kesukaan sang Mama dan membawa sepucuk surat untuk sang Papa.

"Kalian kenapa ninggalin aku sendirian di sini, kalian tau kan tanpa kalian aku ga bisa apa-apa. Tanpa kalian aku seperti orang bodoh di sini." 

Yunho ikut duduk, mendekap perempuan itu. membiarkan wajah Leya tenggelam di dada bidangnya. Mengusap rambut halus nan wangi milik Leya. "Jangan nangis, nanti Mama Papa ikutan sedih."

Memang, Yunho memanggil dengan sebutan Mama dan Papa atas suruhan mereka sendiri semasih ada di dunia. Yunho pun, merindukan mereka yang sudah ia anggap seperti orang tua kandung.

"Ydah mendung, pulang ya? dari pada kehujanan terus kamu sakit lagi?"

Leya mengangguk, beranjak dari sana meninggalkan kecupan di nisan kedua orang tercintanya. "Nanti Leya datang lagi, sampai jumpa. Leya disini baik-baik aja kok."







...







Tiba di apart Yunho mendapat pesan dari pihak rumah sakit bahwa San mengalami kecelakaan kemarin pada pukul dua siang, dimana yang seharusnya San sudah sampai di apartemen milik Leya.

Yunho langsung pamit, beralasan bahwa lelaki itu memiliki urusan mendadak. Di rumah sakit dokter memberi tahu bahwa San mengalami luka berat di kepala. Saat ini Yunho memandangi wajah San yang memiliki luka dimana-mana, kecelakaan itu terjadi karena tabrakan dari belakang. Yang membuat san terhimpit oleh badan mobil dan cerobohnya lelaki itu tidak memakai seatbelt.

"Bodoh lo, kenapa sampai bisa. Gue harus jelasin apa ke Leya."

Selesai Yunho menyelesaikan kalimatnya, bedside monitor berbunyi membuat dokter datang memeriksa keadaan San. Di luar Yunho terpaksa menghubungi Leya memberi tahu apa yang terjadi, lelaki itu tak tahu harus gimana.

"Yunho, kenapa bisa?" Ucap Leya setelah sampai sama sembari memegang bahu Yunho dengan tangan gemetar, baru saja dia menerima San di hidupnya. Tapi apa yang Tuhan rencanakan sungguh membuat Leya ingin membunuh siapapun yang menabrak lelaki yang tak sadar di dalam sana.

Dokter keluar beriringan helaan nafas. "Kalian bisa lihat kondisi pasien di dalam."

Leya beranjak membuka pintu dengan kasar, masuk ke dalam sana, melihat tubuh San yang sudah tak di pakaikan alat pernafasan dan di tutupi selimut putih di tubuhnya. Mendekat dengan buliran yang terus keluar dari matanya, memeluk erat tubuh kaku lelaki itu.

"Engga. Kamu ga boleh ninggalin aku dengan cara seperti ini San." Ucap Leya sambil memukul pelan lengan San. Kengapa orang di sekitarnya perlahan pergi ninggalin dia?. Kenapa harus dia lagi yang harus kehilangan berkali-kali?



































club, officially end.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang