Hati dan ponsel

780 82 3
                                    

San dan Wooyoung ga tahu kalo Leya hampir nangis gara-gara omongan Yunho, mereka asik nge-game berdua. Setelah Leya kasih tahu keinginannya, Yunho langsung keluar tanpa ngasih tahu mereka berdua yang sibuk sama game. Males juga kalo ngasih tahu, soalnya Wooyoung suka ikut-ikutan minta beliin.

Leya menyenderkan punggungnya sambil memperhatikan San yang sibuk main sama Wooyoung, dirinya baru sadar betapa tampannya lelaki itu saat menampilkan wajah serius nya. San yang sedari tadi merasa di perhatikan langsung menoleh dan tentu Leya  langsung membuang muka, hatinya kembali berdebar seperti tadi. Leya tidak mau melihat San bisa saja nanti dia serangan jantung karena selalu berdebar.

dan langsung menggelengkan kepalanya. "Apaansi, inget Jeno." Gumamnya sembari memukul-mukul kepalanya pelan.

"Wooyoung pinjam ponsel kamu." Pinta Leya memfokuskan untuk tidak melihat kearah San yang menatapnya intens.

"Ga, gue lagi main." Tolak Wooyoung masih sibuk memainkan ponselnya dan menyampingkan badannya agar tak berhadapan dengan Leya.

San beranjak dan langsung menghampiri Leya, menyodorkan ponsel canggih miliknya. "Pakai punya aku aja."

Leya menatap ponsel San, ingin sekaki  menolak tapi keinginan untuk menonton film kartun lebih besar. "Gapapa kan aku pakai buat nonton YouTube?"

"Iya gapapa."

Selesai San ngomong, Leya langsung tersenyum lebar mengambil ponsel milik San, dan menekan aplikasi merah tersebut menonton film Tinkerbell. Film kesukaannya dulu.

San seketika baru sadar kalo Yunho tidak ada di ruangan ini, pantas lelaki menjulang itu tidak bersuara sejak tadi.

"Yunho sudah pulang?" San bertanya lalu mendudukkan bokongnya di kursi yang ada di samping bangkar leya.

"Ah tadi aku mau cheesecake yang di atasnya ada strawberry, jadi minta beliin Yunho deh." Jawab Leya tanpa menoleh.

San menatap leya senang. Perempuan itu tidak berbicara ketus kepada dirinya. "Kenapa ga minta beliin aku aja Ya?"

Leya mengangkat bahunya acuh. "Aku mau nya di beliin Yunho bukan kamu."

Pintu tiba-tiba terbuka secara keras. "LEYA SUMPAH SUSAH NYARI NI KUE, UNTUNG DAPET." 

Yunho mengangkat paper yang di dalamnya berisikan kue keinginan Leya dengan nafas tersengal, sebetulnya dia ga harus lari dari lobi ke ruang inap Leya. Bawaannya mau buru-buru aja takut sahabatnya itu mogok bicara karena terlalu lama membeli. Padahal lelaki itu tidak sampai sejam sudah kembali membawa kue nya.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang