Pregnant

1.4K 94 0
                                    

Leya sekarang berada di taman kampus nya, terduduk di salah satu kursi di sana. Suasana yang sepi dan sejuk membuat hatinya tenang seakan beban yang dia tanggung hilang. meningat kenangannya bersama Jeno, yang membuat Leya tersenyum miris. Ini bukan akhir dari hubungan mereka kan?

"Jen, please bales aja kalo emang ga mau ketemu." Lirih perempuan itu memandang chat yang dia sematkan paling atas. Chat yang sebelumnya menjadi penyemangat setiap hari.

Tak lama dia memasukkan ponselnya ke dalam tas, berniat untuk pulang tanpa ingin mengikuti kelas yang sebentar lagi mulai. Saat beranjak dan membalikkan tubuhnya, Leya di buat  terkejut dengan adanya Jeno yang berdiri memandangi Leya.

"Jen--"

"Kita perlu bicara semua." Nada bicara yang terlihat berbeda, membuat hati Leya mencelos kaget. Nada bicara lelaki itu berbeda. Bukan Jeno yang penuh kelembutan dalam berbicara.











...









Saat jalan menuju parkir tidak ada yang membuka suara, suasana menjadi sangat mencekam. Jeno yang biasanya memperlihatkan wajah yang membuat hati Leya menghangat justru sekarang memperlihatkan wajah yang bikin perempuan itu merinding.

Tepat depan mobil, Leya menunggu kekasih nya itu membukakan pintu seperti biasa. Leya menganga ketika lelaki itu masuk ke dalam tanpa membukakan pintu untuk dirinya, semarah apapun Jeno dia selalu bersikap manis tapi sekarang?

Sudah lima belas menit setelah mereka mendudukkan bokongnya di sofa apartemen milik Leya, tak ada juga yang ingin membuka suara. Jeno yang asik sendiri dengan layar ponselnya yang di miringkan menunggu perempuan di depannya berbicara terlebih dahulu. Leya yang sibuk memainkan kuku-kukunya, sesekali melirik Jeno.

"Cepet jelasin ke aku." Pinta Jeno setelah menyimpan ponselnya di saku kemeja yang di pakai.

Leya mengalihkan pandangannya menatap Jeno. "Iya jeno, tapi kamu mau minum apa dulu?"

"Langsung jelasin aja bisa ga si Leya?" Tanya Jeno penuh penekanan, membuat kekasih nya itu terjengat kaget mendengarnya.

Leya menghela nafas sebentar sebelum menceritakan apa yang terjadi tanpa mengubah apapun, jujur Leya takut lelaki di hadapannya tidak percaya apa yang dia katakan. Takut lelaki itu pergi meninggalkannya, takut lelaki itu tidak lagi menatap hangat dirinya.

Setelah mendengar semuanya Jeno langsung mengeluarkan testpack yang dia selipkan di kantung celana jeansnya, menaruh benda lurus itu di atas meja.

Leya mengambil testpack dengan rematan, mencoba agar dadanya tidak berdegup kencang. "Aku coba dulu ya."

Menunggu Perempuan itu keluar dari dalam kamar mandi membuat Jeno gusar, ia takut kekasihnya benar-benar hamil sesuai dugaan dia. Jeno menoleh kearah kamar mandi saat terdengar suara pintu terbuka.

Dilihat Leya menangis sambil memegang testpack tadi di ambang pintu, ia berdiri menghampiri Leya. Menatap Leya dalam.

"Aku hamil Jen." Kata Leya sembari memperlihatkan testpack dua garis di sana. "Bisa aja ini salah Jeno, aku ga mungkin hamil." Sambungnya supaya menyakinkan Jeno, kalo dirinya sama sekali ga hamil.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang