Masih terus sama-sama

1.1K 94 1
                                    

Mendengar pernyataan yang di lontarkan Leya, Jeno refleks menjauh dari Leya. Meninggalkan Perempuan itu yang masih berdiri di ambang pintu, Leya tau Jeno pasti semakin kecewa dengan dirinya yang tidak bisa menjaga apa yang seharusnya dirinya jaga selama ini.

Perempuan itu terduduk di pinggir kasur memandangi testpack dengan muka memerah menahan amarah. Sampai akhirnya dia melempar benda kecil itu kedalam tempat sampah kecil miliknya. Meremat perut yang bakal membesar beberapa bulan kedepan.

Leya jalan kearah nakas mengambil ponsel miliknya dan menekan nama Jeno, menelpon lelaki itu berkali-kali. "Jeno please kali ini angkat." Dan benar akhirnya telpon itu di angkat oleh Jeno.

"Jeno, maafin aku. Aku bisa gugurin bayi ini kok. Asal kamu tetep sama aku ya?." keputusan itu dipikirkan tanpa panjang, Leya kehilangan bayi yang ada di kandungan demi Jeno agar tidak meninggalkan dirinya.

"Gila kamu, bayi itu sama sekali ga ada dosa. Dan kamu malah mau gugurin dia? bayi itu ga salah, kalian yang bikin dia ada sekarang." Jawab Jeno dari sebrang sana, menahan emosi kala Leya berbicara ingin mengugurkan bayi tak bersalah itu.

Dada semakin menyesak, masih dengan meremat kencang perutnya. Dia benci kehidupannya yang tidak pernah berjalan sesuai keinginannya, Leya tau manusia hanya bisa berencana tapi Tuhanlah yang menentukan jalan kehidupannya. Tapi mengapa Tuhan selalu membuat dirinya masuk ke dalam kehidupan yang suram.

"Tapi jeno, aku maunya kamu bukan cowok itu." Kata Leya dengan pelannya.

"Bayi itu, dia butuh ayah kandungnya." lelaki di sebrang sana menghela nafas, dirinya sama menginginkan Perempuan-nya tetap berada di sisi dia. Tapi bayi itu harus dibesarkan dengan orang tua kandungnya.

"Kita bisa besarin dia bareng-bareng Jeno, kita masih bisa sama-sama sampai nanti." Suara leya semakin memelan kala mengucapkan kata-kata itu, ucapan yang di lontarkan barusan pun perempuan itu tidak yakin. Sia memikirkan apa kata orang tua Jeno saat tau yang dia kandung bukanlah anaknya dan Jeno, melainkan anak orang lain.

"Oke kalo itu mau kamu, kita masih bisa sama-sama." Jeno berucap demikian hanya untuk membuat kekasihnya itu tenang, dia juga harus meminta restu kedua orangtuanya dan berkata jujur apa yang terjadi agar suatu saat ga ada keributan di keluarganya.

Bertahun-tahun berhubungan dengan Leya hanya sang Mama yang merestukan hubungannya, sedangkan sang kepala keluarga hanya ingin putranya menikah dengan anak teman bisnisnya.

Sebelum memutuskan sambungan telponnya, Jeno berucap kalo dia akan mampir nanti sore membuat Leya tersenyum sangat lebar. Dia yakin Jeno-nya akan terus ada di sisi dia sampai kapanpun.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang