Akhirnya

1.3K 103 4
                                    

Sudah sebulan berlalu sejak kejadian itu, hari-hari Leya masih sama dengan sebelumnya, masih di hantui rasa takut atas itu serta dengan lelaki berlesung itu yang terus menerus menganggu bahkan mencoba menerobos masuk ke daerah fakultas perempuan itu.

Jeno? ia belum tau tentang itu.

Leya memperhatikan balutan busananya di depan cermin, memutar tubuhnya. "Bulan ini aku belum datang bulan, seharusnya kemarin tanggal dimana aku dapet mens."

Ia membalikkan tubuhnya membelakangi cermin, mengambil tas selempang nya. Berjalan keluar kamar menunggu kehadiran sang kekasih di ruang tengah, menjemput dirinya untuk menonton film, hari ini kedua sepasang kekasih itu berencana untuk pergi kencan. Di pikir-pikir belakangan ini berat badan Leya agak naik membuat perempuan itu kembali merasa takut.

Ting!

Matanya berbinar kala bel berbunyi, ia berlari menuju pintu yang jaraknya tak jauh dari ruang tamu. Membuka pintu sambil menampilkan senyum riang nya, tak lama senyumnya menghilang melihat yang datang bukan orang yang dia tunggu.

"Aku pikir Jeno." Alih-alih Jeno yang datang malah Choi san, pria yang selalu mengganggunya, pria yang seperti penguntit.

"Jeno?" Dahi San mengerut kebingungan siapa orang yang di sebutkan namanya oleh perempuan di depannya, yang terlihat manis dengan dress putih bercorak bunga kecil.

Leya tersenyum tipis. "Iya, kekasih ku."

San mengangguk paham lalu berjalan mendekat. "Hm, apa diperut ini sudah ada little choi?" Secara tiba-tiba tangannya mengusap perut rata milik Leya.

"little choi? anakmu dengan dia?"

Lantas Leya mengalihkan pandangan nya ke sumber suara, disana ada Jeno yang berdiri menyilang tangannya di depan dada sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Jeno, aku bisa jelasin ini. Please ya dengerin dulu." Leya berlari kecil menghampiri sang kekasih lalu memegang erat pergelangan tangan Jeno agar tidak pergi.

"Kamu selingkuh sama dia?" Tuduh Jeno menunjuk kearah San yang sedang menyungging senyum miringnya.

Leya menggeleng kuat, lidahnya seakan keluh untuk berbicara sepatah pun. Sedangkan Jeno hanya menahan emosi dengan menggertak lehernya, melepas secara paksa genggaman Leya tak mau melampiaskan emosi nya pada sang kekasih dan berlalu meninggalkan Leya yang sudah menitihkan air mata.

Leya ikut berlari menyusul langkah Jeno yang jauh lebih lebar di banding dia. Di lihat kekasih nya sudah pergi menggunakan sepeda motor miliknya dengan kecepatan kencang, Leya terduduk menutup wajahnya.

"Jeno jangan pergi, aku ga hamil anak dia. Aku ga selingkuh." Gumam Leya.

Choi San, lelaki itu mulai melangkahkan kakinya ingin menghampiri Leya. Dalam hati lelaki itu, tak apa bukan jika dia mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya sedari dulu?.

Club; Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang