Part 19 : Kesal

2.5K 255 19
                                    

El melihat bundanya berjalan membawa nampan sarapan dan obat. El pun segera menghampiri bundanya. Bukan untuk meminta isi tampan tersebut, tapi El hanya akan memastikan saja untuk siapa itu. Karena dia sendiri sudah sarapan tadi.

"Bunda, tu untuk Tata ?" El bertanya kepada sang bunda. Dan bundanya mengiyakan pertanyaan nya tadi. Segera El mengikuti sang bunda yang masuk kedalam kamar dia dan kakaknya.

"Bial aku aja Nda" melihat sang bunda yang akan menyuapi kakak nya, El segera menghentikan hal tersebut. Karena dialah yang akan menyuapi kakaknya.

Bundanya langsung memberikan sendok yang berisi bubur itu kepadanya. Dengan semangat El mencoba menyuapi kakaknya.

"Tata Aaaaaa" El menyuruh kakaknya untuk mangap seperti yang dia contoh kan. Tapi kakaknya malah memalingkan muka.

"Tata ayo makan, ada pesawat lewat nih ngiyung...ngiyung ayo Aaaaaaa" El memainkan sendok nya seakan-akan itu adalah pesawat sungguhan. Tapi kali ini kakaknya malah menggelengkan kepalanya dengan kuat. Tapi El tidak akan kehilangan akal ia akan terus membujuk sang kakak.

"Di lual ada penjahat Ta, tata mau bantu aku kan lawan mereka. Jadi, sekarang Tata harus makan dulu, bial nanti kuat enggak sakit lagi. Sekarang, ayo buka gelasinya keleta Thomas mau masuk. Gujes..Gujes...Gujes..." Kali ini sendok tersebut berjalan meliuk-liuk. Tapi kakaknya tetap saja tidak mau membuka mulut. Rasanya mulut El sudah berbusa tapi entah kenapa kakaknya tidak mau makan terus. Segala cara telah El coba namun tetap aja gagal.

"Kasih bunda aja" enak saja kakaknya ini tidak melihat perjuangan nya. Akhirnya El menjadi marah dan kesal.

"Mau Tata itu apa sih, tinggal Aaaa aja apa susahnya. Yang susah aku tau dali tadi bujuk Tata." Dengan nada yang tinggi El memuntahkan kekesalannya. Kakaknya tetap menatap wajahnya tanpa rasa bersalah.

"Gimana mau makan, orang bubur nya enggak ada. Tuh, lihat buburnya malah jatuh-jatuh ke selimut aku. Kalau jadi aku emang kamu mau makan sendok" Kali ini El melihat kearah selimut sang kakak, ternyata benar bubur yang dalam sendok tadi sudah terkecer kemana-mana. Dan saat dia melihat kearah sendok nya, ternyata hanya tinggal sendok saja. Mengapa juga kakaknya tidak berbicara sedari tadi, bilang kek buburnya jatuh. Bukannya sok jual mahal enggak mau makan. Kalau kayak gini El jadi males mending main diluar aja. Pokoknya yang salah tetap sang kakak yang enggak mau bicara dari awal.

Al sendiri hanya melihat sang adik yang mulai ke luar dari kamar. Siapa yang salah siapa yang marah. Adiknya ini benar-benar. Pokoknya nanti Al enggak mau minta maaf duluan. Karena yang salah adalah adiknya.



Bersambung

3. El Dan Tata (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang