Bab 6 : Pelit

4.6K 335 18
                                    

Hal yang paling menyebalkan bagi Al adalah saat adiknya sedang dalam masa pelit. Saat minta ini enggak boleh pinjam itu enggak boleh bahkan pegang pun tidak boleh.

Seperti saat ini adiknya sedang asik memakan jajanan. Sedari tadi Al terus mencuri pandang, tapi adiknya seolah tidak perduli. Padahal, jajanan tersebut bukan hanya untuk adiknya saja.

Tadi tantenya pulang membawa jajanan untuk Al dan adiknya tapi lihat sekarang, jajanan tersebut dikuasai sendiri oleh El. El, benar- benar tidak berniat untuk membagi.

"Dek, kripik kentang nya buat kakak ya" sedari tadi Al terus memperhatikan El. Mau langsung ambil takutnya El nanti nangis, dan bikin satu kampung heboh. Resiko, menjadi seorang kakak harus banyak-banyak ngalah.

"Endak boleh" El berkata dengan tegas. Al sudah benar-benar hapal dengan sifat sang adik. Kejadian ini bukan hanya satu kali terjadi.

"Ya udah, kakak minta permen satu aja" dengan wajah yang memelas, Al mencoba meminta belas kasihan sang adik.

"Endak... Ini semua aku punya" El kembali berkata dengan tegas. Al mencoba bersabar, adiknya ini memang seperti ini. Jika sedang dalam keadaan baik, pasti tingkahnya kelebat baik. Enggak perlu minta, El pasti menawarinya dengan sukarela. Tapi jika sudah dalam keadaan pelit dan menyebalkan ya seperti ini.

"Dek tau enggak kata Ayah orang pelit itu kuburannya sempit loh. Terus kata Ayah, Allah SWT juga enggak suka orang yang pelit loh dek. Emang kamu enggak mau disayang Allah SWT  Kalau kakak sih pingin." Jika sudah berkata seperti ini Al yakin sang adik akan langsung membagi jajanan tersebut. Memang, dari sebelum-sebelumnya cara ini paling ampuh untuk mengatasi sifat pelit El.

"Hmmmm... Endak boleh, punya aku ini" meski sempat berpikir sedikit lama. Akhirnya, El tetap tidak mengijinkan sang kakak ikut makan. Dan El kembali melanjutkan makannya.

"Oke, kakak cuma minta coklat satu gigit aja " ini percobaan terakhir jika masih gagal, Al lebih baik menyerah dan ngadu kepada Bundanya.

"Kata Tata, olang gede enggak boleh makan coklat. Nanti giginya bolong telus nanti pelgi rumah sakit, telus nanti di suntik ama teman ayah. Emang Tata mau kayak gitu ? Endak mau kan ! Jadi ini buat aku aja semua inikan makanan anak kecil olang gede enggak boleh makan nanti kualat loh!"

Tolong ingatkan Al untuk tidak berkata yang tidak-tidak kepada adiknya. Memang itu semua adalah perkataan Al. Dulu, saat Al sedang memakan cilok, adiknya datang dan meminta cilok tersebut. Tapi, karena takut dihabiskan jadi  Al  berbohong dan berkata hanya orang dewasa yang boleh memakannya. Al tidak pernah mengira adiknya masih mengingat hal tersebut, dan perkataan itu sekarang berbalik kepadanya.







Bersambung

Maaf menunggu lama dan terimakasih karena telah menunggu.

Maaf juga jika part ini bikin kalian bosan.

Terimakasih, sampai jumpa

3. El Dan Tata (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang