Al mengupas kulit jeruk dengan hati-hati, entah apa yang dia takutkan bukankah kulit jeruk tidak setajam kulit salak. Setelah berhasil terkupas, Al juga membersikan serat-serat putih yang ada di luar jeruk tersebut. Setelah dirasa bersih barulah Al dengan sigap memakannya.
Siang ini rasanya terasa sangat damai, untunglah tadi saat dirinya pulang dari sekolah, sang adik sudah tertidur dengan nyaman di kasurnya. Jadi acara makan jeruk nya tidak terganggu oleh kehadiran sang adik.
"Tata minta" baru saja dirinya bahagia, eh ternyata sang adik telah bangun dari tidurnya. Baru juga merasakan manis nya jeruk ini, sudah kena palak juga akhirnya. Enggak di kasih nanti adiknya ngadu lagi. Mau dikasih tapi kok sayang rasanya manis banget. Coba kalau yang dimakan sekarang rasanya asem Al pasti tidak akan berfikir lama untuk memberikannya.
"Ini tapi bijinya enggak boleh dimakan ya" dengan sangat terpaksa Al memberikan satu jeruknya. Bundanya juga sering bilang kalau pelit nanti rejekinya sempit. Kan Al enggak mau nanti kalau enggak punya uang. Mau beli cilok masa harus ngutang Arkan dulu.
"Napa mang ?" Tinggal enggak usah dimakan aja adiknya ini ribet amat. Di kasih tau masih juga nanya.
"Nanti jeruknya tumbuh di perut kamu" kali ini El memandang kakaknya dengan bingung masa iya kalau makan biji jeruk. Nanti jeruknya jadi tumbuh. Kakaknya enggak lagi bohong kan.
"Enak dong, nanti Ayah enggak usah beli jeluk banyak-banyak. Aku kan nanti punya jeluk telus tata mending makan juga bial nanti enggak minta aku. Ayo makan baleng-baleng aja. Nanti kalau udah mateng tinggal petik baleng." Aduh kenapa juga Al harus bilang gitu. Adiknya juga masa percaya-percaya aja.
"Tapi Tata, nanti pohonnya kelual Dali mulut atau tubuh di pelut sih. Aku kan jadi bingung. Kalau tumbuh sampai mulut masa nanti aku halus mangap terus. Gimana dong Tata ? Ayo jawab dali tadi kok diam aja." Al enggak tahu mau jawab apa. Bukan cuma adiknya yang bingung. Al sebagai pelaku utama juga bingung mau ngejelasin gimana.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
3. El Dan Tata (Completed)
Fiksi Umum(Follow dulu ya) Kisah tetang batita cadel, yang tidak suka dengan nama panggilannya. Punya hobi ngerepotin sang kakak, sangat senang mengadukan kelakuan sang kakak kepada bundanya. Yang membuat siapa aja gemas melihat segala tingkah lakunya. Termas...