Part 22 : Ulang Tahun

3.8K 297 46
                                    

Hari ini adalah dari yang sangat bagus menurut El, karena hari ini adalah ulang tahun sang kakak tercinta. Maka dari itu sedari pagi El sudah sangat sibuk mempersiapkan pesta kecil-kecilan.

Bunda dan Ayahnya terlihat biasa saja tidak seperti ulang tahun sang kakak yang kemarin-kemarin. Bunda malah terkesan sangat cuek sedangkan sang Ayah juga sama. Baik Tante, Nenek dan Kakeknya pun tidak ada yang ingat hari ulang tahun kakaknya.

Sebenarnya El sedikit sedih kasih juga kakaknya yang tidak ingat oleh keluarganya. Maka dari itu walau pun El repot sendiri dia akan merayakan ulang tahun sang kakak.

Untung saja masih ada sisa balon yang tersisa walau cuma empat biji aja tidak apa-apa yang namanya ulang tahun jika tidak ada balon. Tidak lengkap rasanya.

El meniup balon dengan semangat, saking semangatnya hingga balon tersebut pecah. Untung saja masih ada sisa tiga balon lagi. Namun sayang hingga balon ke tiga semuanya pecah dan yang tersisa hanya satu balon saja yang berhasil El selamat. Tidak apa-apa sepertinya kakaknya tidak akan keberatan jika ulang tahun hanya dengan satu balon saja. Yang terpenting adalah kue ulang tahunnya.

El jadi ingat sekarang kue ulang tahu seperti apa yang harus dia berikan kepada sang kakak. Maka dari itu El segera berlari menuju dapur. Untung saja dalam lemari Es masih tersisa dua potong brownis. Tidak apa cukup untuk dirinya dan sang kakak.

El segera meletakkan brownis tersebut kedalam piring kecil. Lalu El segera pergi menuju kamarnya. Memang El sudah merencanakan perayaan ulang tahun sang kakak akan diadakan di dalam kamar mereka.

Hanya tinggal satu lagi kurang yaitu lilin. Berhubung kemarin sempat mati lampu, jadi lilin tersebut masih ada disudut kamarnya. Walau ukurannya yang besar, melebihi brownis tadi tapi tidak apa-apa yang terpenting sang kakak bisa meniup lilin. Untuk masalah kado El sudah mempersiapkannya, sekarang El tinggal menunggu kedatangan sang kakak.

***
Belum juga mengungkapkan salam El segera membawa kakaknya ke kamar. Dia sudah tidak sabar melihat reaksi sang kakak.

"Selamat Ulang tahun aku ucapkan..." El terus saja bernyanyi selamat ulang tahun untuk kakaknya. Tangan kecil segera membawa brownis dan lilin.

"Ayo tiup lili ya" El segera memberikan lilin yang berukuran besar tersebut kepada sang kakak. Tapi kakaknya malah bengong tidak melakukan apa-apa.

"Ih, tiup panas nih" lama-lama El kesal juga tangannya sudah sangat pegal memegang piring brownis di tangan kanannya dan tangan kirinya memegang lilin.

Masih dengan wajah bingungnya kakaknya akhirnya melakukan perintahnya. Lilin tersebut telah mati kini sang kakak melihat kearah El dengan wajah bingungnya bukan wajah terharu yang El harapkan tadi.

"Ini ada suples Tata kan ulang tahun, kok enggak nangis sih. Aku buat ini lama loh Ta, meski yang lain lupa Tata jangan sedih kalena aku akan selalu ingat ulang tahun tata." kakaknya semakin mengerutkan dahinya, jangan bilang kakaknya juga lupa hari ulang tahunnya sendiri.

"Ini tanggal berapa emang ?" Tuh kan kakaknya juga ikutan lupa seperti keluarganya yang lain. Untung saja ada dirinya yang selalu ingat hal-hal yang penting. Harusnya sang kakak mengucapkan banyak terimakasih kepada El.

"Tanggal 14 lah ulang tahun Tata masa lupa, Tata kan masih muda masa kayak yang lain ikutan lupa juga." Meski rasanya ingin memarahi sang kakak tapi El tahan karena hari ini adalah hari yang spesial untuk sang kakak. Rasa kesal dan jahil nya mungkin hari ini akan sedikit El tahan.

Tanpa menunggu sanggahan atau ocehan sang kakak El segera membawa kado yang telah dia persiapkan untuk sang kakak.

Kado sang sangat spesial butuh perjuangan hingga kado tersebut bisa El bungkus.

"Ini kado Tata, jangan nangis" El segera memberikan kado yang sudah terbungkus kantung keresek itu kepada sang kakak.

Bukannya segera membuka kado tersebut, kakaknya malah terus saja mebulak-balikan kado tersebut. Mungkin kakaknya merasa sangat tersanjung dan tidak menyangka bahwa dirinya bisa melakukan hal tersebut tanpa bantuan sang bunda.

El sudah tidak sabar melihat reaksi sang kakak. Kakaknya segera membuka kantung keresek tersebut. Tapi wajah kakaknya terlihat sedikit kesal.

"Dek, inikan sepatu kakak. Kamu apakan hah ?" Bukannya berterima kasih kakaknya malah memarahinya jelas saja El tidak terima.

"Tata tuh gimana sih bukannya bilang makasih malah marah-marah sebel tahu" jawab El kepada sang kakak.

"Oke, makasih buat kamu yang udah bikin sepatu kakak jadi basah kuyup kayak gini. Dan sekali lagi makasih untuk pesta ulang tahunnya. Tapi dek ulang tahun kakak kan tanggal 14 bulan Maret bukan tanggal 14 bulan April. Bulan kemarin kan udah kita rayakan sama-sama emang kamu lupa"

Yang El tahu setiap tanggal 14 adalah hari ulang tahun sang kakak. El kita untuk bulannya tidak begitu berarti. Pantas saja keluarga biasa-biasa saja tidak seheboh bulan kemarin saat sang bunda merayakan hari ulang tahun sang kakak.

Untuk masalah kado itu memang sepatu milik kakaknya, El hanya membatu menyucinya saja. Tapi entah bagaimana sepatu itu malah basah tidak langsung kering seperti saat sang bunda yang mencucinya.

Yang El hanya ingin ungkapkan saat ini adalah dia begitu menyayangi sang kakak hingga dia berbuat seperti itu. Tapi sepertinya kakaknya tidak menyadarinya, dan malah terlihat kesal kepadanya El segera menundukkan kepalanya rasanya El sangat sedih hari ini.

"Jangan nangis, Kakak sayang adek." Ternyata kakaknya memeluk El dengan erat sepertinya sang kakak sudah tidak marah lagi kepadanya.

"Sayang Tata juga" akhirnya El membalas pelukan sang kakak. Seperti inilah seharusnya hubungan antara kakak beradik. Meski sering bertengkar tapi dalam hati mereka begitu saling menyayangi satu sama lain.




Tamat

Terimakasih sudah mengikuti cerita El dan Tata. Yang masih merindukan Al kalian masih bisa mampir di cerita Remaja Tanggung, Di sana ada Al dengan versi remaja.

Sekali lagi terimakasih untuk kalian semua. Sampai berjumpa di cerita ku yang lainnya.

Bye bye.

3. El Dan Tata (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang