"Assalamualaikum" El dan kakaknya segera mendekati sumber suara tersebut. Saat berada di hadapan Akmal, mereka berebut bersalaman dengan ayahnya.
"Ih.. aku dulu"
"Enggak boleh, yang udah gede harus duluan" sepertinya, tidak akan ada yang mengalah dari mereka.
"Endak... Halus aku dulu" Mereka berdua terus saja berrebut. Yang menjadi bahan rebutan, hanya diam memperhatikan mereka. Memang inilah sumber energinya saat ini. Suara berisik mereka yang selalu Akmal rindukan ketika seharian bekerja.
"Oke, sekarang adek dulu. Besok harus kakak yang duluan." Akhirnya, Al lah yang mengalah kepada adiknya. Meski tidak yakin besok adiknya akan mengijinkannya begitu saja. Tapi, demi keripik kentang Al rela mengalah.
El lebih dulu mengalami sang ayah, dikuti Al. Mereka berjalan menuju ruang keluarga.
"Ayah, aku udah mandi wangi" lapor El kepada sang ayah. Sedari tadi ayahnya ini belum juga memberikan pesanannya. Jangan bilang ayahnya lupa membelikan.
"Udah pada wangi ya, kalau gitu ayah juga mau mandi dulu. Kakak sama adek tunggu disini sebentar ya !" Setelah mendaratkan ciuman di kening anaknya. Akmal pun pergi begitu saja. El dan kakaknya langsung berpandangan.
"Dek, Ayah kok enggak bawa kresek ya ?" Bener juga yang dikatakan kakaknya. Ayahnya tadi hanya membawa tas kerja dan jas dokternya saja.
"Telus es krim gimana ?" Kalau ayahnya lupa, El akan gagal makan es krim. Padahal, es krim tersebut udah El tunggu dari siang.
"Enggak tahu, keripik kentang kakak juga enggak ada kabarnya." Al pun merasakan perasaan yang sama dengan El. Keripik kentangnya tidak tahu bagaimana. Padahal tadi, Al juga sudah membayangkan betapa renyahnya keripik tersebut. Sekarang mungkin, hanya tinggal bayangannya saja.
"Loh, pada kenapa ?" Saking asiknya meratapi nasib, keduanya tidak ada yang menyadari kehadiran Akmal. Akmal merasa heran dengan kedua anaknya ini. Tadi, saat Akmal tinggal mereka terlihat baik-baik saja. Tapi, sekarang wajah mereka sudah berubah menjadi sedih. Apa yang terjadi ?.
"Ayah lupa ya ?" Suara El sedikit bergetar. Bisa dipastikan sebentar lagi El akan menangis.
"Lupa apa ?" Akmal merasa, tidak ada yang dirinya lupakan.
"Itu ayah, pesanan kita" kali Al lah yang bersuara. Sebenarnya, sedari tadi Al sudah gemas ingin bertanya kepada ayahnya. Tapi sayang, Al keduluan adiknya.
"Ayah enggak lupa kok, kan tadi udah di kasih bunda." Ah, sekarang Akmal ingat. Ketika kedua anaknya sibuk berebut, Bila datang mengalaminya terlebih dulu. Mungkin, mereka berdua tidak ada yang menyadarinya.
" Makannya, jangan berebut..." Tidak ada yang mendengar perkataan Akmal. Al dan El segera pergi dari hadapannya, mereka berdua langsung mencari keberadaan bundanya. Yang terpenting sekarang adalah es krim dan kripik kentang. Itulah, yang mereka pikirkan saat ini
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
3. El Dan Tata (Completed)
General Fiction(Follow dulu ya) Kisah tetang batita cadel, yang tidak suka dengan nama panggilannya. Punya hobi ngerepotin sang kakak, sangat senang mengadukan kelakuan sang kakak kepada bundanya. Yang membuat siapa aja gemas melihat segala tingkah lakunya. Termas...