Lisa berdiri di depan Jisoo dengan tangan sudah bersedekap menunggu penjelasan dari Jisoo setelah kemarin Seulgi mengantarkan Jisoo pulang dan menjelaskan maksud dari pertemuan mereka padanya. Apa yang sebenarnya Jisoo pikirkan, keluarganya tidak pernah memintanya untuk bekerja. Selama mereka mampu pasti segala kebutuhan Jisoo akan mereka penuhi.
Jisoo hanya melirik kearah Lisa, dia salah orang seharusnya dia tidak meminta bantuan pada Seulgi. Dia lupa bahwa Seulgi adalah sahabat Lisa juga yang tidak akan pernah bisa berbohong padanya. Jisoo merutuki dirinya sendiri yang kadang terlalu bodoh bertindak. Jisoo akhirnya membalas memandang kearah Lisa dengan memberikan wajah polos dan senyuman terbaik darinya.
" Jangan sok polos Ji. Ini sudah kedua kalinya ada yang laporan padaku tentangmu. Apa susahnya tinggal dirumah saja, tunggu sampai ada donor untukmu. Setelah itu kalau kamu mau bekerja, silahkan saja tapi jangan dengan kondisimu yang sekarang. Tubuhmu tidak dalam kondisi terbaik Ji. "
" Aku tidak sok polos Li, justru itu aku tahu biaya rumah sakit pasti mahal jadi aku ingin menghasilkan uang juga. "
" Ji, kamu disini sudah seperti kakakku sendiri. Orang tuaku juga sudah menganggapmu seperti anak mereka jadi tidak ada yang merasa terbebani olehmu. "
" Aku tahu Li tapi aku harap kamu juga paham bagaimana perasaanku. "
" Hilangkan itu dari pikiranmu Ji, aku akan selalu ada untukmu. "
Jisoo dengan malas mengangguk daripada tidak selesai omelan dari Lisa hanya akan membuat telinganya sakit saja. Lisa sendiri merasa jengah menghadapi Jisoo yang selalu menganggap mereka seperti orang lain. Jisoo meraih minumnya dan meninggalkan Lisa menuju kamarnya, dia sangat bosan selalu diatur oleh Lisa walau dia sendiri juga tahu apa yang Lisa lakukan itu semua demi kebaikannya sendiri.
Lisa menghela nafasnya lelah memandang punggung Jisoo yang sudah hilang dari pandangannya. Kapan gadis itu akan sadar apa yang dia lakukan selama ini karena dia menyimpan sebuah perasaan spesial untuknya. Sampai kapan dia akan terus mengatakan kata kakak dari mulutnya, itu sangat menyakitkan hatinya. Apakah dia harus memendam perasaannya ini, sampai kapan ? Dia sadar Jisoo selalu memandangnya sebagai seorang adik saja walau semua perhatian yang dia berikan sangat jelas untuk orang lain tapi tidak untuk Jisoo.
Jisoo meraih buku yang selalu menemani hari - harinya, terkadang dia merasa sangat bosan dengan hari - hari yang dia lalui yang terasa sangat monoton untuknya. Tidak ada yang jauh berbeda setiap hari yang dia lalui semua sama saja. Jisoo meletakkan lagi bukunya dan memeluk kakinya menyembunyikan wajahnya atau lebih tepatnya air matanya yang sudah mulai mengalir membasahi pipinya.
" Bu, Jisoo rindu. "
▪︎▪︎▪︎▪︎
Jennie melangkah keluar dari ruangan dokter setelah melakukan apa yang orang tuanya minta, memastikan diri bahwa dirinya sudah sembuh total tanpa ada lecet sedikitpun. Jennie mematikan ponselnya sambil menggelengkan kepala pelan menyadari bagaimana orang tuanya terlalu protektif padanya bahkan sekarang bertambah satu orang yang bernama Park Chaeyoung.
Jennie menghentikan kakinya saat melihat seorang gadis duduk sendirian yang hanya memainkan ranting pohon yang entah bagaimana bisa berada ditangannya saat ini. Jennie melangkahkan kakinya mendekati gadis itu yang menatap kosong taman didepannya yang bahkan dia tidak menyadari kehadiran Jennie yang sudah duduk disampingnya dan menatap wajahnya.
" Aku tidak tahu apa yang membuat taman ini menjadi sangat menarik untukmu ? Karena untukku ini seperti taman yang lainnya. "
Jisoo tersenyum tipis tanpa menoleh kearah Jennie yang masih terus memandang kearahnya. Jisoo menunduk menatap ranting yang dia pegang sedari tadi. Jennie masih terus saja memandang Jisoo yang kini wajahnya sudah tersembunyi dibalik rambutnya yang terurai. Jisoo kembali mengangkat kepalanya dan menatap ke arah taman lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang - Layang ( End )
Fanfiction" Hembusan angin yang akan membawaku terbang tinggi " Start : February 19th 2021 End : September 30th 2021 #ChaeSoo #ChaeNnie #LiSoo #JenSoo #gxg #girlxgirl Homophobia boleh ngumpet di pojokan