Jennie terduduk di meja kasir butiknya, siang itu tidak terlalu ramai tapi juga tidak sepi. Otaknya saat ini sedang buntu untuk mendesign sebuah baju jadi dia memutuskan hanya duduk mengawasi para karyawan butiknya dan para customer yang datang kesana. Jennie memutuskan keluar dari butiknya merasa jenuh dan berpikir jika keluar mencari udara akan membuatnya kembali segar.
Jennie duduk di sebuah bangku yang terletak menghadap sebuah lapangan sepak bola dimana terdapat banyak anak - anak yang sedang bermain disana. Terkadang sebuah senyuman tercipta dibibir Jennie yang melihat mereka berebut bola dan terkadang terjatuh tapi tidak mau menyerah kembali bangun dan berlari mengejar temannya.
" Mereka seperti tidak mempunyai rasa sakit dan masalah ya. "
Jennie menoleh kearah suara yang sekarang sudah duduk disampingnya dan ikut memandang kedepan membuat Jennie ikut melakukan hal yang sama kembali memandang kearah anak - anak yang saling bersautan berteriak tanpa lelah.
" Mereka merasakan sakit hanya saja mereka tidak mempermasalahkannya dan menganggapnya sudah biasa dan memang sudah resiko dari permainan yang mereka lakukan. "
" Dan mereka tetap melanjutkannya walau sudah tahu akan jatuh lagi dan merasa sakit lagi. "
" Bukankah memang seperti itu hidup. "
" Lalisa Manoban. "
" Jennie Kim. Apa yang sedang kamu lakukan disini ?"
" Aku kebetulan ada meeting diluar dan dekat sini, tidak sengaja melihat mereka bermain jadi ingin melihat saja. Kamu sendiri ?"
" Sedang buntu dan butuh udara segar. "
Lisa mengangguk sambil terus memperhatikan lapangan dengan terus tersenyum melihat bagaimana asyiknya mereka bermain tanpa memperdulikan terik matahari yang membakar tubuh mereka.
" Bukan karena sedang patah hatikan ?" Jennie tertawa mendengar pertanyaan Lisa yang tiba - tiba
" Bukan, kekasihku, dia cukup bisa dipercaya dan bisa menjaga hatiku jadi tidak. Atau mungkin itu terjadi denganmu ?"
" Sepertinya memang seperti itu, hahaha. Cintaku tak tersampaikan. "
" Berarti belum patah hanya belum tersampaikan saja. Cobalah disampaikan tidak harus menunggu dia yang mengutarakan. "
" Sayangnya tidak semudah itu, bukan karena aku menunggu dia atau aku yang takut memulai, tapi hubungan kami terjalin sudah terlalu lama jadi perhatian yang aku tunjukkan dimatanya hanya terlihat sebagai perhatian adik ke kakak atau sebagai sahabat yang paling dekat. "
Keduanya terdiam dengan pemikiran masing - masing. Lisa menghela nafasnya dan bangun dari duduknya, tersenyum kearah Jennie yang hanya menoleh memandang wajahnya. Lisa mengeluarkan kartu namanya yang disambut oleh Jennie.
" Aku harus pergi dan memastikan dia baik - baik saja atau dia akan melakukan hal bodoh lagi. Terima kasih atas waktunya, hubungi aku kapan saja jika kamu butuh teman. "
" Dia tidak baik - baik saja ?"
" Dia sedang berjuang mempertahankan hidupnya, sampai jumpa. "
Jennie terus memperhatikan Lisa yang mulai hilang dan masuk kedalam mobilnya. Jennie membaca kartu nama yang Lisa berikan padanya dan memasukkan kedalam tasnya. Perhatiannya kembali ke arah lapangan tapi pikirannya entah mengapa teringat dengan gadis yang dia temui tempo hari di rumah sakit. Jennie menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pemikiran di otaknya yang mulai tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang - Layang ( End )
Fanfiction" Hembusan angin yang akan membawaku terbang tinggi " Start : February 19th 2021 End : September 30th 2021 #ChaeSoo #ChaeNnie #LiSoo #JenSoo #gxg #girlxgirl Homophobia boleh ngumpet di pojokan