LL 15

984 145 59
                                    

Sebelumnya mohon maaf dulu buat chapter ini dan next,,,pokoknya harus dimaafkan,,,wajib hukumnya.










|
|
|



_______________________________________________________________

Lisa menempelkan kepalanya diatas meja kerjanya, lagi - lagi hasilnya nihil. Semua rumah sakit masih mengatakan hal yang sama seperti tiga hari belakangan ini. Dimana dia harus mencari lagi, dia bahkan sudah membayar orang membantunya mencari donor untuk Jisoo. Tapi lagi, semua belum membuahkan hasil. Seulgi mengirimkan teks yang mengatakan antrian Jisoo saat ini sudah berada di atas, jadi dia adalah prioritas utama saat ini. Sedikit tenang, tidak hanya mengandalkan dari keluarganya yang mencarikan donor untuknya. Lisa benar - benar mengharapkan adanya keajaiban yang terjadi untuk mereka tapi dia tidak mau berharap terlalu banyak.


Lisa melihat jam tangannya, senyum mengembang di wajahnya. Sudah waktunya dia datang menggantikan Jennie menemani Jisoo, akhirnya setelah semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan Jennie yang bersama dengan Jisoo. Mengingat betapa agresivenya Jennie membuat kepalanya tidak bisa beristirahat dengan tenang.


Jennie dengan malas meninggalkan ruang rawat Jisoo, baru saja dia akan mendaratkan ciuman di bibir Jisoo tapi tangan Lisa sudah lebih cepat menarik tubuhnya. Kenapa manusia satu itu sudah berada di belakangnya, sangat menyebalkan. Jennie mengetukkan jari diatas kemudinya, sejak bertengkar dengan Chaeyoung, dia belum ada sama sekali bertemu dengan tunangannya itu. Ingin menemui Chaeyoung tapi dia belum bisa mengambil keputusan apapun.


" Aahhh, pusing. Orang yang pada selingkuh itu apa engga pusing sendiri ya ? Aku gini aja udah stress rasanya. "


Jennie bergumam sendiri dan mulai melajukan mobilnya ke arah butiknya. Akan dia tunda dulu bicara dengan Chaeyoung, dia masih belum bisa bicara saat ini dan dia juga tidak mau bertengkar dengan Chaeyoung. Jennie memutar balik mobilnya berubah pikiran menuju ke kantor Irene, mungkin bertemu dan bicara dengan Chaeyoung bisa membuat kepalanya sedikit lebih baik.


Chaeyoung berjalan mondar mandir didepan butik Jennie, niatnya yang sudah dia mantapkan sejak dari studionya tadi seakan lenyap menguap begitu saja. Dua langkah maju kedepan, tiga langkah mundur kebelakang. Chaeyoung menghitung dalam hatinya, kenapa juga dia harus merasa gugup seperti ini. Yang akan dia temui adalah tunangannya sendiri, kenapa harus menjadi pengecut, bukan dia yang selingkuh bukan dia yang menodai hubungan mereka. Apa yang akan dia lakukan sekarang hanyalah sebuah akibat dari yang Jennie lakukan padanya.


Chaeyoung mengetuk beberapa kali pintu ruang kerja Jennie sampai terdengar suara Jennie dari dalam. Jennie berusaha terlihat biasa saja di depan Chaeyoung tapi semua sudah berubah tanpa mereka sadari. Chaeyoung berdiri didepan meja kerja Jennie dan meletakkan cincin pertunangan mereka di depan Jennie yang hanya bisa memandang cincin yang diulurkan oleh Chaeyoung. Apakah ini artinya hubungan mereka sudah benar - benar berakhir ?


" Aku... aku tidak mau Chaeng. "

" Jangan egois Jen. "

" Tapi aku masih cinta kamu Chaeng. "

" Kalau kamu masih mencintaiku, tidak akan pernah ada Jisoo dari awal Jen. "

" Aku ingin kita tetap menikah. "

" Bagaimana dengan Jisoo ?"

" Aku..  aku tidak tahu Chaeyoung. Aku harus bagaimana ?"

" Jen, aku tidak bisa memutuskan hal itu untukmu. Kamu sendiri yang bisa, aku tidak mau memaksamu harus bersamaku kalau memang hatimu tidak mau. "

Layang - Layang ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang