LL 29

1K 136 10
                                    

Pertama - tama engga ada yang mau nambahin itu follower biar genep gitu ? 🤣🤣, becanda. Dah yoh lanjut, check it dot.








▪︎▪︎▪︎

Irene menarik Seulgi kedalam kamar tamu di rumah Jisoo dan sebelum menutupnya rapat Irene memastikam tidak ada manusia yang mengikuti mereka. Seulgi menaikkan alisnya meminta penjelasan pada Irene yang tak mempedulikannya dan lagi menariknya agar duduk di atas kasur. Seulgi akhirnya menyerah membiarkan Irene melakukan apa yang dia mau, Irene duduk disamping Seulgi yang lagi dia paksa menghadap ke depannya. Seulgi dengan wajah kesalnya membuka mulutnya.


" What ?"

" Seul, Chaeyoung memintaku bicara sama kamu. Dan kamu harus janji membantunya, mengerti ?"

" Apa dulu ? Kalau Chaeyoung minta jantung, hati atau ginjalku ya engga maulah, aku belum merasakan nikmat surga dunia. " Seulgi memilih merebahkan badannya " Maksudmu ? Surga dunia ? Aku serius, bukan itu juga yang Chaeyoung maksud. " Irene berusaha menarik lengan Seulgi agar kembali duduk tapi tidak semudah yang dia bayangkan karena baik berat badan atau tinggi mereka jelas Seulgi masih unggul darinya.

" Terus apaan dong ? Masa surga dunia aja engga tahu sih Irene, payah. "

" Sini aku bisikin. " Irene mencoba lagi menarik lengan Seulgi yang ogah - ogahan kembali duduk dan mendekatkan telinganya ke arah Irene yang mulai membisikkan sesuatu ke telinganya. Seulgi yang mulai mengerti menganggukkan kepalanya mengikuti arahan dari Irene. Irene menaikkan alisnya setelah selesai menjelaskan pada Seulgi, menunggu jawaban dari temannya yang masih mencoba mencerna semua ide Chaeyoung yang dijelaskan oleh Irene tadi.

" Perlu Lisa juga sepertinya dan tambahan orang, aku engga mau capek sendirilah kan engga di gaji juga sama Chaeyoung. " Seulgi memangku wajahnya dengan otaknya yang masih berpikir, tatapan matanya kosong memandang ke arah lantai seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri.


Lisa mendengarkan penjelasan dari Seulgi dengan mata setengah terbuka, bagaimana tidak, ini masih termasuk dalam jam tidurnya tapi Seulgi dengan lancangnya membawa dia ke tempat di antah berantah ini yang semakin membuat dia emosi karena cuaca saat ini sangat dingin. Lisa semakin mengeratkan pelukan jaket ditubuhnya, hawa dingin semakin menusuk tulangnya, sebenarnya apa yang ingin dilakukan Seulgi di tempat ini. Tempat ini cukup jauh dari kota, dan siapa gadis itu yang sedang Seulgi ajak bicara sekarang. Lisa mengerutkan alisnya mencoba menajamkan matanya, merasa masih belum bisa terlalu melihat dengan jelas Lisa berjalan lebih mendekat ke arah mereka. Lisa mematung bukan karena hawa dingin tetapi melihat sosok gadis yang mengusik pikirannya akhir - akhir ini berdiri didepannya. Lisa mengusap matanya berulang - ulang kali, meyakinkan dirinya dia tidak salah lihat atau hanya sedang berhalusinasi saja.

Belum cukup Lisa mencubit lengannya berkali - kali, sakit jadi ini bukan hanya mimpinya saja. Lisa semakin mematung tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini sama seperti saat pertama kali dia melihat gadis ini dia hanya bisa berdiam diri seperti ini. Seulgi yang merasa ada yang tidak beres dengan Lisa mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya itu. Seulgi mencoba memanggil Lisa beberapa kali tapi tidak ada jawaban dari gadis ini, matanya tetap kosong menatap kedepan. Seulgi mengikuti arah mata Lisa yang terus mengikuti gerak gadis yang sedang dia ajak bicara. Seulgi tersenyum menggeleng, jangan bilang gadis ini yang berhasil merebut hati Lisa dan kebetulan ini apa bisa dibilang memang sudah jodohnya mereka ?

Seulgi menyikut tubuh Lisa untuk menarik roh Lisa agar kembali kedalam raganya. Lisa hanya menepis tangan Seulgi merasa ada yang mengganggunya. Seulgi mendekat kearah Lisa membisikkan sesuatu ke telinga Lisa dan berhasil menarik perhatian Lisa yang tersenyum ke arah Seulgi yang mencibirkan bibirnya malas.


Layang - Layang ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang