Jisoo merasa sangat jengah mendapatkan Jennie yang sudah beberapa minggu ini selalu mengikutinya, memaksanya menerima semua panggilan telepon darinya atau mau tak mau membuat Jisoo membalas semua pesan chat dari Jennie. Dan ditambah dengan Lisa yang semakin berani menunjukkan keseriusannya membuat Jisoo semakin pusing. Belum ditambah dengan keributan setiap kali Lisa mulai merasa cemburu pada Jennie yang belum pernah dia temui sekalipun.
" Mau sampai kapan kamu kayak gini Jen ?" Jisoo menghentikan langkahnya membuat Jennie menabrak punggungnya.
" Kayak apa emangnya. "
" Mengikutiku kemana - mana, menelponku sepanjang waktu, memang kamu ngga ada kerjaan lain ?"
" Banyak tapi aku tetap ingin melakukannya. "
Jisoo menahan rasa jengkel dalam dadanya ditambah dengan nada suara Jennie yang dibuat - buat seperti anak kecil. Jisoo memutar langkahnya kembali berjalan menyusuri lorong rumah sakit dan tidak peduli lagi dengan Jennie yang tersenyum menang dan lagi mengikuti Jisoo dengan langkah senang. Jisoo melirik kearah belakang saat mendengar Jennie berguman menyanyikan sebuah lagu entah apapun itu.
" Kenapa ada orang yang begitu menyebalkan seperti dia, bahkan Lisa kalah. "
Jennie berhenti saat Jisoo masuk kedalam ruangan dokter, matanya menangkap sesuatu yang lebih menarik baginya. Jennie melanjutkan langkahnya dan berdiri membaca sebuah pengumuman yang memang sengaja ditempelkan disana. Jennie memandang sebentar ke arah pintu ruangan dimana Jisoo tadi menghilanh dan kembali membaca dengan seksama.
Jennie membungkuk mengucapkan terima kasih tanpa melihat kebelakangnya saat tubuhnya menubruk seseorang. Dengan sangat terkejut Jennie membungkuk meminta maaf.
" Darimana ?"
" Eh, ternyata kamu Ji. Aku tadi hanya iseng berkeliling saja. "
Jisoo mengedarkan pandangannya memperhatikan sekeliling mereka merasa curiga dengan sikap Jennie yang tiba - tiba terlihat gugup didepannya. Jennie menarik lengan Jisoo dan membawanya segera pergi dari tempat mereka. Jisoo berusaha melepaskan lengannya tapi hanya membuatnya merasa lelah dan tidak membuahkan hasil sama sekali.
Jisoo menghela nafas saat Jennie justru berjalan sambil menyenderkan kepalanya di bahu Jisoo. Jisoo dengan tangannya yang bebas mendorong kepala Jennie agar menjauh dari bahunya tapi tak lama Jennie sudah kembali menyenderkan lagi kepalanya dan untuk kedua kalinya Jisoo melakukan hal yang sama tapi lagi Jennie justru mengeratkan pelukan dilengannya dan dengan kepala yang sudah bersandar di bahunya lagi.
" Jen, kamu itu berat dan ini sangat memalukan. "
" Malu ? Memang kita ngapain ? Aku cuma menggandengmu. "
" Tapi Jen, ini membuatku risih dan memalukan apalagi banyak yang melihat kearah kita sekarang. "
" Acuhkan saja. " Jennie kembali mengeratkan pelukan di lengan Jisoo.
" Jangan membuatku jijik Jen. "
Jennie berhenti dan melepaskan tangannya, selama ini banyak orang yang mengatakan hal itu padanya apalagi dengan statusnya bersama Chaeyoung tapi baru kali ini hatinya merasa sangat sakit mendengar kata itu meluncur keluar dari mulut Jisoo yang terdiam menyadari kesalahannya. Jennie memundurkan kakinya dan pergi dari hadapan Jisoo yang mulai mengejar Jennie.
" Jen tunggu maaf bukan itu maksudku. "
" Jen, tunggu. "
" Aku mohon Jen berhenti, aku minta maaf. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang - Layang ( End )
Fanfiction" Hembusan angin yang akan membawaku terbang tinggi " Start : February 19th 2021 End : September 30th 2021 #ChaeSoo #ChaeNnie #LiSoo #JenSoo #gxg #girlxgirl Homophobia boleh ngumpet di pojokan