Oke pertama, harus pencet tombol bintangnya..
Kedua, harus komment...
Ketiga, .........▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Chaeyoung memeriksa sekitarnya, tidak banyak orang yang berlalu lalang malam itu. Chaeyoung memastikan dirinya tidak terlambat dari jam yang sudah mereka sepakati, sepuluh menit lebih cepat. Chaeyoung berjalan mendekati sebuah stan bunga yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Dirinya berdiri berpikir, apa bunga favorite gadis itu, tapi apa pedulinya dia, sudah bagus dia mau membelikan bunga untuknya. Chaeyoung kembali berjalan kembali ke tempat yang sudah disepakati dan terlihat Jisoo sudah berada disana.
Jisoo menunjuk ke arah Chaeyoung yang sudah berdiri disampingnya, kepala Jisoo menengok kiri, kanan, depan dan belakang dan menyadari Irene sengaja mengirimnya kesini untuk bertemu dengan Chaeyoung. Jisoo tersenyum simpul melihat tangan Chaeyoung yang mengulurkan setangkai bunga mawar kearahnya.
" Setidaknya ini asli. "
" Huh ? Apa maksudmu ?"
" Ya, bagus ini asli bukan buatan. Walau hanya setangkai saja. "
" Jangan terlalu banyak protes, kalau tidak suka buang saja. "
" Aku engga bilang engga suka. "
" Ya udah diem. "
Jisoo berjalan menjauh dari Chaeyoung yang merasa bingung tetapi tetap melihat ke arah Jisoo yang tiba - tiba membuang bunga pemberiannya kedalam tong sampah. Chaeyoung membuka mulutnya lebar - lebar, Jisoo benar - benar membuang bunga itu. Dengan cepat Chaeyoung meraih lengan Jisoo dengan erat, rasanya ingin meledakkan emosinya tapi semua kata - katanya dia tahan dan dia telan lagi. Jisoo yang merasa takut mencoba membuka matanya pelan - pelan karena tidak mendengar atau merasakan apapun selain genggaman tangan Chaeyoung di lengannya.
" Aku berusaha menuruti apa kemaumu dan kemauan Irene. Karena kamu sendiri yang menerima dan bilang akan mencoba membuka hati. Tapi apa itu ?"
" Aku.. hanya menuruti apa yang kamu bilang. Tadi kamu bilang buang saja, ya aku buang. "
" Kalau kamu tidak serius lebih baik hentikan, aku tidak mau membuang - buang waktuku. "
" Apa kamu serius saat memberikan bunga itu atau saat datang ke tempat ini ?"
" Aku tidak mengerti dengan cara berpikirmu. "
" Memang kenapa ?"
" Kamu yang bilang akan berusaha tapi justru sekarang aku yang memulai inisiatif mengajakmu kencan, tapi kamu bilang aku tidak serius ?"
" Kan aku cewek, harus jaga image masa ngajak kencan duluan. "
" Hello, kamu pikir aku bukan cewek ?"
" Oiya. "
" Sudahlah, aku capek berdiri, kita cari tempat duduk dulu. "
Jisoo memandang punggung Chaeyoung yang sudah berjalan meninggalkannya, ingatannya kembali membawanya saat dirinya berjalan berdua dengan Jennie malam itu. Malam dimana Jennie memintanya untuk pertama kali ingin menggenggam tangannya. Andai dia dulu lebih cepat menyadari perasaannya pada Jennie, apa yang dia rasakan dulu sebenarnya, Jisoo memandang tangannya yang kosong, apa yang dulu dia rasakan saat Jennie menggenggam tangannya dan senyuman di wajah Jennie malam itu.
Jisoo mendongak keatas saat tangannya telah digenggam oleh Chaeyoung yang acuh tapi menarik tangannya dalam genggamannya mengajaknya berjalan. Jisoo melirik kearah tangannya yang terasa hangat dalam genggaman Chaeyoung. Jisoo melirik kearah wajah Chaeyoung yang datar tanpa ekspresi apapun, kenapa dia kembali dan melakukan hal ini, apa benar dia sudah mau membuka hatinya, tapi bukankah dia mengatakan tidak akan mudah menggantikan Jennie dalam hatinya, atau.... Chaeyoung menghentikan langkahnya saat merasa Jisoo berhenti dengan mata terus memandang kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang - Layang ( End )
Fanfiction" Hembusan angin yang akan membawaku terbang tinggi " Start : February 19th 2021 End : September 30th 2021 #ChaeSoo #ChaeNnie #LiSoo #JenSoo #gxg #girlxgirl Homophobia boleh ngumpet di pojokan