Why Did You Do That?

1.1K 225 67
                                    

"Mata lo kenapa sembab?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mata lo kenapa sembab?"

Gue menoleh saat seseorang dengan motor satrianya berhenti tepat di hadapan gue yang lagi berdiri nungguin angkot di depan gerbang sekolah. Kak Jeno dengan helm full facenya menatap gue dengan pandangan bertanya.

Dih, kenapa nih kakel tiba-tiba nanya? So akrab beut.

"Eh, kak Jeno." sapa gue ramah yang tentunya hanya formalitas, menghormati dia sebagai kakel.

"Mata lo kenapa sembab?" tanyanya lagi. Raut wajahnya keliatan...khawatir?

"Hehe, gapapa kak. Tadi kelilipan, debu jalanan banyak." jawab gue yang tentunya bohong. Penyebab mata gue sembab karena gue menangis di UKS karena inget kejadian di lapangan basket tadi, dimana gue dioper bola sama temen-temennya Haruto dengan sengaja. Mana hidung gue juga masih sakit, tapi untungnya udah ga mimisan lagi.

"Mau bareng? Angkot disini rada lama."

Gue mencium-cium adanya bau kemodusan.

"Gausah kak. Gue udah biasa nunggu angkot lama. Kak Jeno duluan aja." tolak gue.

"Bareng aja kenapa sih? Rumah lo di perumahan vila permata kan? Searah ko sama gue. Bareng aja."

"Gapapa kak, gausah. Enakan naik angkot."

"Ga takut di culik? Mendingan sama gue, aman sampe rumah. Gue jagain." Gue bisa melihat Kak Jeno tersenyum menggoda di balik helmnya.

"Ga ada yang mau nyulik gue kak. Gue kentang begini." Jawaban asal gue tentu saja membuat kak Jeno tertawa. Gue bisa melihat matanya yang berubah menjadi sipit bak bulan sabit saat cowok itu tertawa.

"Yaudah kalo gamau bareng gue. Tapi lain kali harus mau ya gue anter, ga nerima penolakan. Gue duluan."

####

"Mata kamu kenapa sembab?" Ternyata bukan kak Jeno aja yang menanyakan hal itu, tapi saat gue pulang ke rumah, mama juga menanyakan hal yang sama. Beliau menatap gue antara khawatir dan penasaran.

"Gapapa mah. Tadi pas di jalan mata Hima kemasukan semut kecil, perih." bohong gue.

"Ck, ada ada aja sih."

"Ma, mau nanya dong." ucap gue membuat mama menatap gue dengan pandangan bertanya.

"Hi-hidung Hima penyok ga?" Tanya gue rada takut dan was was. Sedari tadi gue kepikiran hal ini terus di sekolah. Gue takut hidung gue jadi miring setelah dihantam bola basket yang segitu kerasnya. Kan ga lucu seorang Park Hima hidungnya penyok jadi pesek.

JUNIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang