I'm so fucking hurt

1.3K 233 95
                                    

Tingkah seorang Watanabe Haruto itu membuat gue pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tingkah seorang Watanabe Haruto itu membuat gue pusing. Jadi, dari pada dipikirin terus, gue memilih bodo amatan dengan kejadian di gudang beberapa hari lalu. Kalau iya Haruto beneran cemburu karena ngeliat gue sama kak Jeno, yaudah gapapa cemburu aja. Gue ga akan meminta penjelasan lagi ke dia. Gue memilih bodo amatan.

Kesimpulannya, gue tinggal nunggu aja seberapa kuat Haruto nahan cemburu dan pedulinya ke gue. Gue tahu cowok itu gengsi, seolah olah benci sama gue, tapi kalo ngeliat gue sama cowok lain dia malah cemburu dan marah ga jelas. Yeah To, gue akan nunggu. Gue cuma tinggal nunggu sampai dia jujur sama perasaannya sendiri.

Gue berjalan dengan senyum kecil di sepanjang koridor sekolah karena keingat tingkah Haruto kemarin di gudang. Kalau dilihat-lihat, gemes juga ya Haruto kalau cemburu.

"Hima!" Gue menoleh saat suara cewek cempreng di ujung koridor memanggil nama gue. Gue bisa lihat Jira lari ke arah gue dengan selembar kertas yang gue gatau isinya apaan.

"Apaan?"

"Bisa minta tolong ga gantiin gue meriksain atribut anak-anak di gerbang? Gue ada urusan mendadak ini." ucap Jira agak panik.

"Kenapa? Emangnya anak anak OSIS yang lain pada ga ada?" tanya gue. Bukannya gue ga mau bantu, tapi kalo masalah meriksain atribut anak anak gue males banget sumpah.

"Ada, tapi sebagian lagi pada sibuk bikin proposal classmeet .Cuma lo doang yang lagi nganggur pagi ini. Yayaya?" mohon Jira.

"Ck, emang lo ada urusan apaan sih?"

"Gue tadi ditelpon adik gue, katanya nyokap gue sakit. Gue disuruh izin pulang ke rumah."

Gue terdiam. Oh oke. Kayanya gue ga bisa nolak kalau alasannya gitu.

"Eh, sorry Jir. Yaudah gue yang gantiin. Cuma meriksain atribut doang kan?"

"Gausah. Udah gue periksain semua tadi. Ini nama nama yang make atribut ga lengkap sama dateng telat. Kata pak Zul hukumannya lari 10 putaran. Anak anaknya udah pada ngumpul di depan gerbang. Lo cuma perlu ngasih hukuman dan ngawasin."

Gue manggut-manggut seraya menerima kertas yang berisi daftar list nama nama orang itu.

"Yaudah, gws ya buat mama lo."

Gue menepuk bahu Jira pelan sebelum beranjak pergi ke gerbang sekolah. Saat gue sampai disana, cuma ada sekitar sepuluh orang yang bakal dihukum. Enam kakak kelas dan empat adik kelas. Gue tahu karena gue rada hapal muka muka lama dan muka muka baru.

Gue berjalan ke arah mereka dan menginstruksikan perintah sesuai perkataan Jira tadi. Tapi saat gue sedang menjelaskan, gue baru nyadar ternyata ada sosok familiar yang ternyata ikut dihukum juga.

Lah, Wonyoung juga kena? Tumben.

"Sesuai perintah pak Zul, kalian lari 7 puteran di lapangan. Tapi sebelum itu, apa ada yang sakit disini? Kalo lagi kurang fit, bilang aja. Nanti saya ga ikutsertakan. Ada?" tanya gue.

JUNIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang