Panitia Dekorasi

1.8K 240 33
                                    

🌷Happy reading!🌷

"Oke, kemarin gue sama Jira udah list siapa-siapa aja yang bakal jadi panitia persiapan pensi. Tolong dengerin ya, dan jangan protes." ucap Hyunsuk, si ketua osis di depan sana. Saat ini anak osis sedang rapat buat persiapan pensi sekolah. Bukan cuma gue yang ada disini, tapi ada Haruto juga di ruang ini. Dia ngederin Hyunsuk begitu fokus, berbeda dengan gue yang kadang-kadang suntuk, dikit-dikit nguap.

Hyunsuk mulai ngebacain nama-nama yang udah dia list. Gue yang ada dipojok belakang ga ngederin, malah nyenderin kepala gue ke tembok saking ngantuknya.

"Dan terakhir, panitia dekorasi, Hima sama Haruto."

Gue sontak mengangkat wajah gue ke arah Hyunsuk, menatap dia sengan raut agak marah, ga terima. Gue bisa lihat Jira cekikikan di depan sana. Ah, sial. Ini pasti rencana Jira. Sedangkan sekilas gue juga bisa lihat Haruto ngulum senyumnya. Dih, pasti tuh anak kesenengan. Yakin gue.

Gue ga terima gini juga ada alasannya. Gue ga mau setim sama Haruto, karena yang ada nanti kita malah bucin dan ga fokus ke tugas. Lo pada tau kan kelakuan ampas Haruto kaya gimana kalau sama gue? Bisa bisa kita ga profesional dan akhirnya tugas ga kepegang. Itu yang gue takutin.

"Ga. Gue ga terima. Gantiin kek sama siapa gitu, selain Haruto."

Gue berprotes, dan tanpa sadar perkataan gue membuat salah seorang di ruang osis ini sakit hati.

*****

"To, mau kapan beli bahan-bahan buat dekorasinya?"

Setelah pelajaran terakhir selesai, gue langsung ke kelas Haruto buat ngebicarain tugas kita. Ya, Hyunsuk ga ngasih gue kesempatan. Listnya tetep ga bisa diganti. Dan mau gamau gue tetep sepanitia sama Haruto. Tapi kalau dipikir-pikir panitia apaan kalau cuma berdua gini. Ah, ini pasti ulah Jira. Jira guguk, entar gue sentil ususnya. Awas aja.

"Hm, terserah kakak aja." ucap Haruto, tapi dia ga natap muka gue.

"Kenapa lo? Kok keliatan lemes? Abis colai ya lo?!" ucap gue random. Kaya gatau park Hima aja hehe. Dan sedetik kemudian gue merasakan dahi gue disentil kecil sama Haruto.

"Ngomongnya."

Gue cengengesan. "Habis, kenapa lo murung gitu mukanya? Lagi bete yah?"
Gue bisa lihat Haruto menghembuskan nafasnya.

"Aku mau nanya." ucap Haruto. "Kakak gamau ya sama aku?"

"Hah? Gamau apaan? Pacaran? Kalo gue gamau sama lo, kita ga akan pacaran, Harutulul."

"Ish, maksudnya gamau sepanitia sama aku."

Gue terdiam sejenak. Oh, mungkin Haruto ingat perkataan gue di ruang osis siang tadi. Hmm, jujur sih. Gue emang gamau partnernya sama Haruto, tapi kalau Hyunsuk ga terima protes, gue mau gimana lagi. Jalanin aja.

Ah, gue jadi tau kenapa murungnya muka Haruto tadi.

"Hehe, maaf To. Tadi tuh cuma bercanda doang sumpah. Jangan masukin dalam hati napa."

"Tetep aja aku sakit hati kak Hima ngomong gitu. Sakit banget tau kak, sakitnya ngelebihin sakit gigi." Haruto memasang wajah cemberut, bibirnya dimonyongin ke depan. Dan itu bikin gue ga bisa nahan senyum gue. Haruto lucu banget.

Oke, waktunya mengeluarkan jurus aegyo menjijikan seorang Park Hima!

"Ululu, adik imut jangan ngambek dong. Tadi kaka cuma bercanda doang ko. Jangan anggap serius semua ucapan aku ya, yang serius cuma cinta aku ke kamu. Xixi." Entah refleks atau bagaimana, jari gue dengan lihai mencolek dagu Haruto genit, membuat si empunya memerah karena perbuatan gue.

JUNIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang