"Hay nama gw Arsen Arafi Pratama. Hobi gw olahraga dan gw suka kebersihan." Jelas murid baru itu yang ternyata bernama Arsen.
"Tukang sampah kali ya." Bisik Edo membuat Deandra terkikik geli.
"Cukup Arsen?" Tanya bu Irma memastikan. Arsen hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah kalau begitu silahkan kamu duduk dengan Jojo ya." Bu Irma menunjukkan bangku Jojo yang kebetulan ia hanya duduk seorang diri.
Arsen pun melangkahkan kaki menuju bangku yang di tunjuk bu Irma tadi dan bu Irma kembali ke ruangannya. Namun sebelum duduk ia mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap kursi yang menurutnya sedikit kotor.
"Kursinya bersih gak usah di lap." Sahut Jojo.
"Yang keliatannya bersih belum tentu bersih. Ini tu jelas banget banyak kumannya." Jelas Arsen setelah mendudukan bokongnya di kursi yang sudah ia lap tadi.
"Dari mana lo tau ni kursi banyak kumannya? Eh Sen denger ya walau pun ni kursi emang sering di kentutin tu dua makhluk kalo lagi ngegibah di bangku gw, tapi gw berani jamin gak bakal ada kuman. Kan udah ke bawa angin."
Arsen tak menggubris perkataan Jojo sedikit pun. Ia tengah sibuk menyemprotkan hand sanitizer di telapak tangannya. Jojo menatap geram teman sebangku barunya itu. Terkesan sangat berlebihan dan aneh.
"Oiya. Nama lo siap sii? Kalo gw lo juga pasti udah tau." Tanya Arsen.
Jojo mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Gw Jojo." Namun Arsen tidak menggubris uluran tangan Jojo.
"Tangan lo udah steril belum? Jangan jangan kotor lagi banyak kumannya." Jojo semakin jengah saja dengan murid baru yang sekarang menjadi teman sebangkunya.
"Eh, suka kebersihan si gak papa. Tapi gak lebay juga."
"Gw kan lagi jaga daya tahan tubuh biar gak gampang sakit. Gw lebih tau tentang kesehatan karena gw ini anak dokter."
"Busett anak dokter aja songongnya setengah meninggal. Gw aja yang anak orang B aja."
Tak tahan dengan tingkah Arsen. Jojo pun menyeret kursinya ke bangku Deandra dan Edo.
"Minggat lo, Kenapa?" Tanya Edo.
"Kalian tau, orang itu yang katanya anak dokter, nyebelinnya melebihi lo Do." Jelas Jojo seenak jidat seraya menunjuk Arsen yang kini terlihat anteng dengan ponselnya.
"Lah kok gw?" Edo tentu saja tak Terima dengan anggapan Jojo.
"Kan emang iya." Deandra menyaut dengan kekehan nya.
"Dra sejak kapan kamu berpaling dari papa?" Tanya Edo dengan nada memelas nya. Seolah olah dia adalah orang tua yang tengah kecewa terhadap anaknya.
"Dih gw ogah punya papa kaya lo."
"Astagfirullah berdosa sekali anak papa."
"Do udah napa. Jiji gw liatnya." Lerai Jojo menyudahi perdebatan singkat antara anak dan bapaknya yang minim akhlak.
"Ehh emangnya nyebelin gimana si?" Tanya Deandra yang sudah penasaran.
"Dra, masa iya mau duduk aja harus d lap pake tisu, salaman sama gw aja gak mau takut banyak kuman. Terus ngaku ngaku anak dokter. Perasaan yang anak dokter di sini banyak, tapi gak se lebay tu manusia." Jelas Jojo. Deandra dan Edo mengangguk angguk saja.
"Di kira kuman kali ya." Ujar Edo.
"Kayanya tu anak belagu deh." Edo dan Jojo mengangguk setuju dengan ucapan Deandra. "Soalnya keliatan dari tingkahnya aja udah gitu, tengil. " Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Teen Fictionini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...