Rika yang baru saja kembali segera menghampiri putra bungsunya yang terlihat tengah kesakitan. Air matanya entah dari kapan meluncur deras begitu saja. Rika menggumamkan nama si bungsu dengan lirih, tangan lembutnya terus saja mengusap pipi Deandra untuk menyalurkan kehangatan.
Aldevaro yang baru saja masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya memarkirkan terlebih dahulu mobilnya di garasi tampak terpogoh pogoh kala atensinya melihat Deandra yang tengah tidak baik baik saja.
"Adek, ini ayah nak. Boy buka dulu mata kamu." Aldevaro kalut saat tidak mendapati sahutan dari si bungsu.
Deandra tidak benar benar pingsan, hanya saja ia tidak sanggup untuk sekedar membuka mata dan berbicara. Ia tahu ada bunda juga ayahnya yang sedang khawatir, tapi entah kenapa matanya sangat berat untuk sekedar terbuka sedikit saja.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Finally, tanpa menunggu persetujuan siapa pun Aldevaro segera menggendong si bungsu ala bridal style. Terdengar lenguhan lemah dari Deandra saat berada di gendongan Aldevaro.
Rika yang masih menangis berjalan cepat mengikuti sang suami membawa putra bungsunya. Begitu juga dengan Edo dan Jojo, mereka mengikuti dari belakang dan menuju mobilnya untuk ikut ke rumah sakit.
.
.
Setelah sekitar 15 menit perjalanan mereka akhirnya sampai di rumah sakit terdekat. Deandra sudah tidak sadarkan diri saat dalam perjalanan. Membuat Rika menangis histeris saat itu juga.Aldevaro segera membawa Deandra yang terbaring lemah di pangkuan sang bunda dan memindahkannya ke atas brangkar rumah sakit yang sudah di bawa beberapa suster. Aldevaro, Rika dan kedua sahabat Deandra mengikuti dari belakang para suster yang membawa Deandra ke ruang UGD.
"Maaf Pak, bu kalian tidak boleh masuk." Ujar salah satu suster itu.
"Tapi itu anak saya!" Sentak Rika tak Terima.
"Sstt, tenang Rika." Aldevaro membawa Rika ke dalam dekapannya. Berharap istrinya itu dapat lebih tenang.
Aldevaro sama kacaunya dengan rika, namun ia harus terlihat lebih tegar di antara semuanya untuk menguatkan Rika juga Adam yang masih di sekolah dan belum tahu tentang adiknya itu.
"Mas.. Hiks adek mas... Hiks." Rika terisak di dalam dekapan suaminya. Rasanya sakit sekali saat melihat putra bungsunya kembali terbaring di tempat mengerikan ini.
Jojo dan Edo memandang sendu pintu bertuliskan UGD dengan perasaan yang luar biasa cemas. Terdapat rasa bersalah di benak keduanya saat Deandra kembali tumbang seperti ini. Andai saja tadi saat pergi mereka membiarkan Deandra pergi di antar Aldevaro, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.
"Om, kita minta maaf. Kita gak bisa jaga Deandra dengan baik." Lirih Jojo penuh penyesalan.
Aldevaro menatap kedua sahabat dari putranya itu. Memang ada sedikit kesal karena mereka tidak bisa menepati janjinya untuk kembali dengan keadaan Deandra yang baik baik saja. Namun, rasa kesal itu ia tepis jauh jauh karena ia tahu itu bukan sepenuhnya kesalahan dari dua anak remaja di depannya.
Aldevaro mengangguk sebagai jawaban. Lidahnya kelu saat ingin berbicara. Sakit sekali ketika melihat wajah Deandra yang tengah menahan sakit terbayang di matanya.
.
.
Hampir satu jam mereka menunggu dokter yang menangani Deandra keluar, sampai...Ceklek
Pintu UGD terbuka dan tampak seorang dokter yang sudah tidak asing lagi bagi keluarga Aldevaro. Ternyata dokter Aji yang menangani si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Teen Fictionini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...