16

3.9K 372 26
                                    

Adam bergidik takut saat Deandra terus menampakkan senyumnya sedari tadi. Kini mereka sedang berada di perjalanan menuju sekolah. Hari selasa ini masa skorsing Deandra dan teman temannya pun sudah usai. Kini mereka dapat mengikuti kegiatan belajar seperti biasa.

"Abang ganteng deh."

Adam melirik adiknya yang sedang menatapnya juga. Tak lupa senyumannya yang tidak luntur dari bibir ranum nya.

"Bilang aja lo mau apa?" Adam tahu adiknya ini pasti sedang ada maunya. Karena tidak mungkin seorang Deandra memuji dirinya secara cuma cuma.

"Gak ada. Cuma mau bilang makasih udah ijinin gw ikutan taekwondo."

Adam menghela nafas sebentar. "Tapi kalo ketahuan ayah sama bunda jangan bawa bawa gw."

"Aman pokoknya. Selama mulut lo gak koar koar ayah sama bunda gak bakal tau."

Perlu kalian tahu sehari setelah Deandra mengajukan pilihan Adam langsung menyetujuinya. Niat awal ingin membicarakan masalah tersebut dengan orang tuanya. Namun, Deandra keburu mengancamnya dengan cara akan melakukan self injury. Tentu saja Adam tidak mau itu terjadi.

"Terus entar kalo ayah sama bunda nanya lo belum pulang gw harus bilang apa?" Tanya Adam.

"Bilang aja gw maen dulu ke rumah Edo atau gak rumah Jojo kek."

"Kalo bunda nekad telpon salah satu temen lo buat mastiin?"

Deandra berdecak sebal. Bawel sekali kakaknya ini. "Bunda gak selebay itu."

"Kan seandainya."

"Gampang, gw tinggal ajak kerja sama mereka berdua."

Adam menghela nafas, lagi. "Serah."

Setelahnya mereka pun sampai di di sekolah. Deandra membuka pintu mobil terlebih dahulu setelah mobilnya berhenti di depan gerbang. Adam menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang labil. Kadang seperti anak kecil, kadang bersikap dewasa.
.
.
Deandra berjalan santai di Koridor sekolah. Tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku celana. Sedangkan tangan kanannya sibuk menyugar rambutnya yang mulai gondrong.

Namun ada yang berbeda pagi ini. Para murid yang ia lewati tidak seperti biasanya. Mereka tampak acuh saat dirinya berjalan menuju kelas. Biasanya mereka akan menatapnya kagum bahkan meneriakan pujian untuknya.

Setelah sampai di kelas, Deandra segera menuju bangkunya yang ternyata kedua sahabatnya sudah berada di sana. Wajah mereka sedikit murung pagi ini. Entah apa yang membuat mereka menjadi seperti ini.

"Ini pada kenapa? Baru juga masuk udah kusut gini." Tanya Deandra setelah mendudukkan bokongnya di kursi miliknya.

"Lo ngerasa gak si semua orang kaya ngejauhin kita gitu?" Bukannya menjawab Jojo malah balik bertanya.

"Maksud lo murid murid di sini?" Kini Edo yang bertanya.

Jojo mengangguk. "Iya mereka semua jadi aneh. Kaya gak suka aja gitu liat kita."

Deandra menghela nafas. "Bener kata lo Do. Kita pasti bakal di bully satu sekolah."

"Kan. Apa gw bilang. Omongan gw gak mungkin meleset."

"Gw gak mau tau sebelum si pembasmi bakteri itu bikin ulah lagi, nama kita harus udah bersih." Ujar Deandra dengan nada menahan kesal.

"Gw setuju. Gimana pun caranya itu orang harus bisa balikin nama kita jadi bersih lagi. Gak mau gw kalo sampe nama gw yang beken ini tercoreng." Sahut Edo.

Tak lama dari itu orang yang mereka sebut sebagai 'si pembasmi bakteri' pun tiba dan duduk di bangkunya. Deandra, Jojo juga Edo menatap Arsen tidak suka. Wajahnya yang sok polos menyembunyikan banyak sifat buruk yang ia punya.

Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang