Satu minggu lebih kiranya Deandra tidak menginjakkan kaki di sekolah. Beruntung ayahnya adalah seorang donatur di sekolah tersebut sehingga cowok itu tidak dikeluarkan dari sekolahnya itu. Banyak sekali pelajaran yang tertinggal selama ia sakit. Satu keberuntungan lagi untuknya karena seluruh guru dapat memaklumi kondisinya.
"Gak ada es-esan. Baru juga sembuh udah bikin penyakit aja lo."
Deandra mencebikkan bibirnya kesal saat Jojo merebut minuman dingin yang hendak ia minum di hadapannya. Padahal saat ini cowok itu merasa sangat kehausan.
"Nih, air bening aja." Jojo meletakkan satu botol air mineral di hadapan Deandra.
"Gak seger. Gak ada rasanya. Hambar kaya perasaan lo."
"Gak usah bawa bawa perasaan juga kali." Jojo menjitak gemas kepala Deandra membuat cowok itu sedikit meringis.
"Soto ayam datang!." Seru Edo yang membawa nampan berisi tiga mangkuk soto ayam pesanan mereka.
"Nah ini yang gw tunggu." Tangan Deandra meraih botol saus dan hendak menuangkannya.
Dengan sigap Jojo kembali merebut botol saus itu dari tangan Deandra membuatnya kembali merasa kesal.
Deandra berdecak. "Lo apaan dah. Gak boleh banget gw makan enak."
"Gak usah bikin penyakit. Nurut!" Kata Jojo seraya mengaduk soto ayamnya dan melahap nya.
Deandra yang melihat tingkah sahabatnya itu merasa jengah. Percayalah ia seperti bayi saat ini. Tidak boleh ini tidak boleh itu. Jojo sudah seperti ayahnya saja jika sedang mengawasinya seperti ini. Sementara Edo, cowok itu anteng anteng saja melahap soto ayam seraya menyimak kedua sahabatnya yang tengah berdebat.
Dengan kesal Deandra memasukkan satu sendok soto ayam ke dalam mulutnya. Membayangkan jika yang ia kunyah itu adalah Jojo yang hari ini sangat menyebalkan.
.
.Sepulangnya dari kantin Deandra, Jojo dan Edo kembali ke kelas. Bel akan berbunyi 5 menit lagi namun ketiganya masih sangat santai melenggang di koridor.
"Dean."
Deandra menghentikan langkah nya begitu juga dengan kedua sahabatnya. Bu Rahma wali kelas dari kakaknya itu menyapa.
"Kenapa bu?" Tanya Deandra.
"Sudah sehat?"
Deandra tersenyum tipis dan mengangguk. "Alhamdulillah sudah bu."
"Syukurlah. Adam bagaimana? Maaf ibu belum bisa menjenguk."
Sudah tidak asing lagi kabar mengejutkan yang datang dari Adam. Seluruh guru serta murid muridnya sudah mengetahui perihal Adam yang mengalami kecelakaan.
"Bang Adam juga baik bu." Jawab Deandra sedikit ragu.
Bu Rahma menghela nafas. Berita mengejutkan tentang Adam membuatnya sangat cemas pada satu muridnya itu. Terlebih Adam tipikal murid yang baik dan penurut.
"Titip salam buat Adam ya. Semangat jangan pernah menyerah." Katanya seraya menampilkan senyum manisnya.
Deandra tersenyum senang. Ternyata banyak yang menyayangi kakaknya itu. "Makasih banyak bu."
"Sama sama. Ya sudah kalian cepat ke kelas bel akan berbunyi sebentar lagi."
Setelah memberikan senyuman pada bu Rahma ketiganya segera berlalu menuju kelas.
.
.Deandra baru saja keluar dari toilet dan hendak bergegas menuju parkiran karena ayahnya sudah menunggu. Langkahnya tiba tiba terhenti ketika mendapati seseorang tengah berdiri bersandar dengan tangan yang di lipat depan dada. Deandra mencoba untuk tidak peduli dan melanjutkan langkahnya, namun setelah orang itu bersuara Deandra kembali berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Teen Fictionini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...