Sebelum lanjut membaca aku mau ngucapin Terima kasih banyak buat kalian yang sudah singgah di cerita ini. Makasih udah setia sama Deandra.
Jika menemukan kata kata yang kurang tepat serta typo yang bertebaran aku mohon maaf sekali. Karena di sini aku juga masih belajar.
....
Happy reading!!
...
Tak pernah terpikir sebelumnya kejadian seperti ini akan kembali terjadi. Jika saja dirinya tidak kembali untuk menyusul Deandra, mungkin keadaannya akan lebih parah dari ini.Edo, dengan gelisah menunggu sendirian di depan UGD. Di dalam sana Deandra juga Arsen tengah di tangani. Sudah sekitar 30 menit dirinya menunggu namun belum ada tanda tanda dari para tim medis yang akan memberikan kabar baik maupun sebaliknya. Sebelumnya cowok itu telah menghubungi dari kedua keluarga temannya itu serta Jojo. Jujur saja sendirian di tempat seperti ini membuat Edo ketakutan. Bukan, bukan takut pada makhluk halus yang ada di sana melainkan cowok itu takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya dan tidak ada yang menguatkannya.
Di liriknya seragam yang terdapat bercak darah di bagian dadanya. Masih teringat jelas di kepalanya saat Deandra terbatuk hebat saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Setelahnya Deandra memuntahkan darah yang cukup banyak hingga mengotori sebagian wajahnya, leher dan seragamnya. Bahkan hidung cowok itu ikut mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Edo yang kalut dan panik berusaha menghentikan aliran darah dari hidung sahabatnya dengan apa saja yang berada di dekatnya. Tak tanggung tanggung Edo menjadikan seragam putihnya sebagai lap untuk membersihkan darah Deandra.
Sampai suara derap langkah beberapa orang terdengar begitu jelas di indra pendengaran Edo. Mereka berjalan tergesa dengan raut wajah gelisah. Rika, ibu dari Deandra tak kuasa menahan tangisnya setelah mendapat kabar bahwa si bungsu kembali di larikan ke rumah sakit. Aldevaro berusaha bersikap setenang mungkin agar tidak semakin memperburuk keadaan. Tak jauh dari belakang mereka Diana ibu dari Arsen berjalan tergesa. Wanita itu tak kalah kacaunya dengan Rika.
Edo berdiri dari duduknya setelah orang tua dari Deandra sudah berada di sana.
"Edo, apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?" Aldevaro segera melayangkan pertanyaan pada Edo.
Edo yang masih syok hanya diam dengan bibir yang bergetar saat akan mengeluarkan suara.
"Edo jawab!" Aldevaro dengan tidak sabaran menggertak sahabat dari putranya agar memberikan penjelasan.
"Andra berantem, om, tante."
Seharusnya kata itu yang keluar dari bibirnya. Namun Edo tidak bisa mengatakannya. Yang ia bisa hanya mengucapkan kata "maaf." Diiringi air mata yang tidak dapat ia tahan lagi.
Akhirnya setelah satu jam salamnya pintu bertuliskan UGD itu terbuka. Aji dengan wajah gusarnya menatap orang tua dari pasien tetapnya itu. Setelahnya ia alihkan pandangannya pada sang istri yang terisak di antara mereka.
"Mas.. Arsen?" Dengan nada bergetar Diana menanyakan keadaan putra semata wayangnya.
Aji yang sedari tadi berusaha untuk kuat tidak meluruhkan air matanya setetes pun akhirnya menyerah setelah melihat Diana terisak hebat. Pria berjas putih lengkap dengan stetoskop yang menggantung di lehernya itu menarik tubuh Diana ke dalam pelukannya. Mencoba untuk menenangkan istrinya itu. Kata kata penenang terus ia bisikkan di telinga Diana. Berharap wanita itu dapat sedikit lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Genç Kurguini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...