"Ma-maksud om?" Jojo bertanya dengan nada bergetar.
Aldevaro menghela nafas panjang dan menatap Jojo dengan tatapan sedih.
"Dokter bilang ada luka lebam di dada kiri Deandra. Om minta kalian beri tau om, sebenarnya apa yang terjadi."
Jojo tak bergeming, begitu juga dengan Edo yang hanya diam sedari tadi. Mereka benar benar merasa sangat bersalah atas kejadian yang menimpa sahabatnya. Seharusnya mereka tidak membiarkan Deandra melawan Arsen. Masa bodo dengan Deandra yang akan memberontak jika di paksa pulang dari pada harus seperti ini.
"Apa yang kalian sembunyikan dari om?" Aldevaro kembali bersuara.
Dengan keberanian yang berhasil ia kumpulkan, Jojo mencoba untuk jujur.
"Tadi Deandra berantem om." Suara Jojo terdengar lirih. Takut ayah dari sahabatnya itu akan marah padanya. Tapi mau bagaimana lagi, memang itu faktanya.
"Berantem?! Dengan siapa?"
"A-arsen om. Dia orang yang di bully Andra kemarin. Arsen tantang Deandra agar melawannya, dan-" Ucapan Jojo terpotong oleh Aldevaro yang sudah tahu kemana maksud dan tujuan dari penjelasannya.
"Dia setuju dengan tantangannya?! Begitu?!"
Jojo hanya mengangguk ketika suara tegas milik Aldevaro terdengar begitu menyeramkan di telinganya. Aldevaro sangat menyayangi Deandra. Pantas saja ia marah ketika tahu anaknya berkelahi dan berakhir seperti ini.
"Kenapa kalian gak cegah dia?" Aldevaro kembali bertanya. Kini suaranya terdengar lirih karena menahan tangis.
"Kami sudah mencoba buat larang Andra biar gak ngelawan, om. Tapi Andra maksa, ia tetep ingin ngelawan Arsen." Kini Edo yang mencoba menjelaskan. "Kami minta maaf, om tante." Lanjutnya.
Aldevaro tak mampu berkata lagi. Air matanya jatuh begitu saja. Rasanya sakit sekali ketika melihat putra kesayangannya berada dalam kondisi yang seperti ini. Sedangkan Rika terus terisak di dekapan suaminya. Ia sama sakitnya ketika harus menerima kenyataan bahwa putra bungsunya tengah dalam kondisi tidak baik baik saja.
Jojo dan Edo ikut diam setelah mencoba mengatakan yang sebenarnya. Mereka semua hanyut dalam rasa sedih dan cemas. Dalam hati mereka tak pernah berhenti perapalkan doa untuk seseorang yang kini tengah berjuang melawan kesakitannya, Deandra.
.
.
Di lain tempat, seorang pemuda tengah kelimpungan mencari inhaler di dalam tasnya. Namun, nihil benda itu tak ada di sana. Ia sangat membutuhkannya sekarang. Sesak di dadanya sangat menyiksa. Ia kesulitan bernafas, seolah olah udara pergi menjauhinya."Aarghh.. Se-sek hhh sak-sakitt.." Suaranya tercekat. Sesak itu benar benar telah menyiksanya.
Pandangannya mulai memburam tubuhnya pun limbung membentur lantai dingin kamarnya. Matanya perlahan menutup seiring dengan kesadaran yang mulai hilang.
Ceklek
Pintu kamar di buka seorang wanita paruh baya yang hendak menemui putranya dan mengajaknya makan siang. Namun, setelah berhasil masuk yang ia dapati adalah putranya yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di dalam kamarnya.
"ARSEN!" Teriak Diana.
Ya pemuda itu adalah Arsen. Tentu kalian ingat bukan ia memiliki penyakit asma. Setelah tadi berkelahi melawan Deandra sebenarnya Arsen sudah merasa sesak, namun ia tahan karena tidak ingin di sebut lemah oleh Deandra dan kawan kawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Teen Fictionini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...