17

3.9K 326 22
                                    

Deandra menyumpal kedua telinganya dengan headset. Memperbesar volume musik agar tidak dapat mendengar celotehan dari kedua sahabatnya. Masa bodo dengan mereka yang masih sibuk mengomel karena tahu dirinya akan mengikuti taekwondo. Yang penting Deandra senang karena keinginannya akan segera terwujud.

"Kampret gak di dengerin!." Jojo menarik kasar headset dari telinga Deandra.

Deandra menatap datar Jojo dan Edo bergantian. "Di dengerin atau nggak, intinya sama aja kalian berdua larang gw ikutan taekwondo."

"Gila lo ya. Cari mati lo?" Sentak Jojo yang terlanjur kesal dengan Deandra.

Deandra menghela nafas untuk mengontrol emosinya. Berdebat dengan Jojo membutuhkan kesabaran ekstra. Jika sedang marah tingkat emosional Jojo akan lebih tinggi di banding Deandra sendiri. Sedangkan Edo, cowok itu lebih sering mengalah dari pada harus berdebat yang akan membuang tenaganya dengan cuma cuma.

"Lo gak bakal tau gimana capenya jadi gw. Semuanya di larang. Gak boleh ini, gak boleh itu. Gw cape!. Gw juga pengen bebas kaya kalian. Ngerti gak si?"

"Dengan cara lo ikutan taekwondo dan ngebiarin jantung lo berontak setelahnya?" Jojo menunjuk dada kiri Deandra dengan telunjuknya.

Deandra tersenyum miring. "Jantung gw selalu berontak kalo lo lupa."

"Dan lo mau memperparah keadaan?"

"Emang udah parah!. Gw gak mau mati penasaran karena gak sempet ngerasain apa yang gw pengen."

"ANJING!!"

Bugh

Deandra tersungkur setelah mendapat serangan mendadak dari Jojo. Sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Hey, pukulan Jojo tidak main main. Dan itu sangat sakit.

Seluruh murid yang berada di kelas seketika menatap ke arah mereka. Semuanya sama terkejutnya atas apa yang baru saja terjadi. Ada yang menatap ngeri, ada juga yang menatapnya biasa saja karena hal seperti itu sudah biasa terjadi.

"JO, STOP!." Edo mencoba untuk melerai. Cukup terkejut ketika Jojo tiba tiba menyerang sepeti ini.

Nafas Jojo memburu. Ia menatap Deandra tajam. "LO!" Tunjuk nya pada Deandra. "Gw kecewa sama lo." Setelahnya Jojo pergi meninggalkan kelas. ia berniat akan membolos hari ini. Pikirannya sudah kacau tidak memungkinkan jika di bawa belajar.

Edo membantu Deandra bangkit dan menatapnya khawatir. "Lo oke Dra?"

Deandra tidak menjawab. Ia menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangan. Ada rasa sesak saat ucapan Jojo terus terdengar di telinganya.

Bodoh, ia sudah mengecewakan sahabatnya. Deandra tahu Jojo mengkhawatirkannya, namun keinginannya begitu besar. Biarkanlah dia merasakan apa yang dirinya inginkan walau itu hanya sesaat sebelum dirinya menyerah.

Sesaat Deandra mengingat kedua orang tuanya juga kakak satu satunya, Adam. Apakah mereka akan kecewa juga jika nanti terjadi sesuatu padanya karena ulahnya sendiri?

"Maaf.."
.
.

Arsen yang baru saja kembali dari kantin usai membeli sarapan, berpapasan dengan Jojo yang berjalan seorang diri di Koridor sekolah.

"Kemana lo?" Tanya Arsen karena melihat Jojo membawa tasnya.

Jojo tidak menggubrisnya. Ia terus berjalan menuju parkiran. Terlalu malas jika harus meladeni Arsen.

Arsen tersenyum miring saat pak Rizal selaku guru BK berjalan di Koridor untuk mengontrol ketertiban para siswa.

"JO! MAU BOLOS LO?!." Teriakan Arsen mampu mengundang perhatian pak Rizal untuk mendekat.

Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang