31.Extra part

5.5K 296 36
                                    

Suasana pemakan di penuhi dengan tangis pilu keluarga, kerabat serta sahabat sahabatnya. Banyak di antara mereka yang mengucapkan bela sungkawa pada sepasang suami istri yang kini tengah berduka. Tak lupa mereka pun ikut mendoakan almarhum.

Rasa tidak percaya masih hinggap di hati mereka masing masing. Kemarin dirinya masih bisa tertawa, bercanda dan menatap mereka. Tapi kini semua itu telah hilang. Dia telah tiada.

Kehilangan seseorang yang teramat berharga sangatlah menyakitkan. Namun, kita tidak dapat berbuat apa apa jika Tuhan telah berkehendak.

"Semoga tenang di sana ya, nak. Kami di sini akan selalu mendoakan mu." Di kecupnya nisan bertuliskan nama anaknya itu lamat. Ia benar benar tidak menyangka akan kehilangan berliannya.

"Arsen? Arsen kuat ya. Papa di sini." Aji menggenggam tangan Arsen erat. Menyalurkan betapa takutnya ia jika putra semata wayangnya pergi meninggalkan nya.

"P-pa.."

"Iya, nak. Ada apa? Ada yang sakit?"

"A-ku gak k-kuat la-gi pa.. S-sak-kit. S-sesek."

Aji tak kuasa menahan tangisnya kala Arsen mengeluh sakit padanya.

"Tahan ya, nak. Anak papa kan kuat."

Arsen menggeleng lemah. cowok Menarik nafas sebanyak banyaknya disaat rasa sesak kembali menghantam dadanya.

"P-pa, ikhlasin ak-ku, ya." Lirihan Arsen terdengar sangat memilukan.

Diana tidak dapat berkata lagi. Hanya isakan dan air mata yang terus menetes membasahi wajahnya.

"S-Sak-kit pa.." Lirihan Arsen terdengar memilukan.

Aji tidak dapat berkata apa apa lagi. Hanya air mata yang terus menetes memberitahu betapa hancurnya perasaannya saat ini.

"N-nanti k-kalau Arsen -ud-dah gak a-da, Ar-sen mau k-kasih j-jantung ini b-bu-at Andra. J-juga ma-ta A-Arsen b-buat ka-kaknya. "

"Nggak! Arsen gak boleh pergi. Mama gak kau Arsen pergi." Diana menubruk tubuh lemah Arsen dan mendekap nya erat.

"A-ku mohon Ma, P-pa. I-ini sak-kit. Ar-arsen g-gak kuat." Arsen mencengkram tangan Aji yang masih setia menggenggamnya kuat. Sakit itu benar benar menyiksanya.

Tangis Diana semakin menjadi ketika merasakan tubuh putranya mulai mengejang. Aji yang sadar dengan keadaan Arsen yang tidak memungkinkan hanya bisa pasrah. Dia tidak boleh egois. Jika tetap mempertahankannya itu sama saja dengan  membiarkan Arsen terus tersiksa oleh rasa sakitnya.

"M-ma..." Panggilnya pada Diana.

Diana menatap sendu Arsen yang juga menatapnya sayu. "Mama di sini. Arsen jangan tinggalin mama."

"Arsen ng-ngantuk."

Diana menggeleng. Ia sangat tahu arti dari kata 'ngantuk' yang Arsen ucapkan. Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Aji memalingkan wajahnya enggan menatap Arsen yang tengah kesakitan. Ia tak sanggup jika harus melihat putranya tersiksa seperti ini. Ia menepuk bahu Diana membuat wanita itu menoleh padanya.

Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang