"Akhirnya."
Deandra bergumam senang ketika ia dan kedua orang tuanya sampai di rumah. Setelah 3 hari jadi tahanan rumah sakit, akhirnya ia bisa bebas sekarang walau pun tetap dalam pantauan orang tuanya. Takut takut kejadian seperti kemarin terulang kembali.
"Adek langsung ke kamar ya. Nanti nda bawakan sarapan ke sana." Deandra menuruti perintah bundanya itu.
Kakinya ia langkahkan menuju kamar yang berada di lantai 2 rumah ini. Kamar yang di dominasi warna abu abu, warna favoritnya juga jendela yang lumayan besar membuat sinar matahari menerobos masuk ke dalam dan mampu menghangatkan dirinya.
Deandra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur king sizenya. Jujur saja walau pun sudah sehat tapi ia masih merasa lemas. Tangan kanannya mengusap area dada kiri seraya bergumam.
"Jangan nakal ya. Gw mau ngelakuin banyak hal tanpa di ganggu lo."
Miris memang. Di saat semua teman temannya dapat melakukan seluruh kegiatan yang mereka sukai, Deandra hanya bisa berharap. Namun, ia tidak akan menyerah. Deandra yakin suatu saat nanti dirinya pasti bisa membuktikan pada semua bahwa dia mampu.
.
.Kamar yang semula rapi dan bersih, kini berubah 180 derajat dari sebelumnya. Bagaimana tidak, kedua makhluk Tuhan ini tiba tiba datang dan membuat kekacauan. Edo yang sengaja membawa banyak camilan dan Jojo yang membawa beberapa toples kue buatan mamanya.
"Ah elah kasur gw banyak semut gini." Gerutu Deandra ketika tangannya di gigit semut sampai berbekas.
"Entar gw beresin deh. Nanggung ini Dra mam dulu. Abisin entar biar bisa ngebully lagi." Sahut Edo dengan santainya seraya membuka kulit kacang dan memberikan isinya pada Deandra.
"Kalian gak ikut makan?"
Edo dan Jojo kompak menggeleng. "Kita udah makan tadi di rumah." Deandra ber 'oh' ria menanggapi jawaban Jojo.
"Ehh denger denger si Arsen bikin ulah kemaren."
Deandra dan Jojo menatap intens Edo yang tengah memberitahukan sebuah info terbaru dari murid baru itu. Entahlah jika mengingat nama Arsen, Deandra merasa malas. Ditambah kemarin ia hampir putus kontrak hidup di dunia.
"Apaan?" Tanya Jojo.
"Katanya dia nyebarin kasus kita ngebully dia waktu itu. Bahkan katanya di lebih lebihin gitu."
"Di lebih lebihin gimana?"
Edo sedikit mengingat ingat info yang sempat ia Terima dari salah satu teman satu kelasnya. Jangan sampai infonya jadi salah, bisa bisa Deandra berulah lagi.
"Kalo gak salah, si Arsen bilang kalo lo-." Edo menunjuk Deandra. "Ngajak ribut pas di rumah sampai asmanya kambuh lagi." Lanjutnya.
"Lah kok jadi gw? Kan dia sendiri yang nantang gw?"
"SETAN!"
Deandra dan Edo terlonjak kaget saat tiba tiba Jojo menggebrak meja belajar Deandra. Kenapa si pembasmi bakteri itu selalu membuatnya kesal. Dan kenapa juga harus satu kelas dengannya?
"Pas masuk sekolah nanti siap siap aja kita di bully satu sekolahan." Ujar Edo lagi.
Deandra tersenyum miring dan menyilangkan tangannya di depan dada. "Takut lo?"
"Bukan masalah takut atau gak takutnya Dra. Tapi ini udah sampai ke kepsek. Lo mau di skors lagi?"
"Enak di skors malah. Gw bisa rebahan santuy."
"Rebahan si rebahan. Tapi gak gitu juga caranya." Edo melempar satu kacang kulit ke kepala Deandra. Gemas sekali rasanya melihat Deandra selalu mengentengkan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN)
Teen Fictionini bukan kisah remaja broken home dan bahkan bukan juga kisah percintaan seperti cerita remaja pada umumnya. tapi ini adalah kisah tentang seorang Deandra Arizki Aldevaro, putra bungsu keluarga Aldevaro yang nakal, biang onar namun sangat di sayang...