16✨

11 7 0
                                    

Happy reading❤️

Kabar hubungan Bintang-Agatha pun menjadi trending topic pagi ini, saat ini semua tengah membicarakan hubungan Bintang-Agatha.

Dan yang sedang dibicarakan baru saja datang, pemandangan Agatha yang sedang membantu Bintang berjalan tentu saja tak luput dari penglihatan teman-temannya.

Banyak yang memuji keduanya, karena mereka sama-sama ganteng dan cantik.

Tapi tak sedikit pula yang membenci hubungan mereka.

"Wihh pasangan baru nih,"

"SUMPAH SI MEREKA COCOK BANGET."

"Eh bukannya kemarin Agatha dekatnya sama Vero? Kok jadiannya sama Bintang?"

"Lah kan Vero pacarnya Anna, ege!"

"Cihh, cantikkan juga gue daripada Agatha,"

"Ya ampun kapal gue akhirnya berlayar jugaaa,"

"Yahh berarti kapal gue Vero-Agatha karam donk?"

"Bintang tuh kalem, kenapa dapetnya yang kek singa gitu sih, heran gue mah."

Mendengar ada cacian dari fansnya Bintang, Agatha jadi menunduk. Dia merasa insecure, Bintang itu nyaris sempurna bagi seorang Agatha.

"Heyy, jangan nunduk donk. Angkat kepalamu Putri, nanti mahkotamu jatuh," ucap Bintang sambil meraih dagu pujaan hatinya.

Pipi Agatha memanas, padahal pagi ini cukup dingin cuacanya. Ya, Agatha blushing.

"Apa sih Bin? Jangan gitu, nanti fans kamu noh kebakaran jenggot," Agatha melirik sekilas yang tadi mencacinya.

"Udah ga usah didengerin, ga penting juga kan buat kita? Yuk ke kelas." Lalu Bintang merangkul Agatha dan segera pergi dari koridor.

^^^

Di kelas Agatha pun tak berbeda dengan di koridor tadi, heboh membicarakan hubungannya.

"Thaa, PJ donk."

"Kuyy lahh gaiss langsung ke Bang Udin beli baso,"

"Yang baru jadian mah beda,"

"Tha, kasih gue PJ donk, ntar gue do'a in biar langgeng deh."

Agatha yang baru saja sampai kelas pun kaget, ternganga sendiri dengan kelakuan teman-temannya

"Heh apa sih, pagi-pagi kok udah pada ribut." ucap Agatha menanggapi teman-temannya.

Agatha bahagia, melihat teman-temannya yang juga ikut bahagia mendengar kabar hubungan Bintang-Agatha.

Tapi, tunggu sebentar. Ada yang kurang.

Ah benar. Vero terlihat biasa saja, dan memilih sibuk bermain game sendirian. Anna baru saja keluar pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku.

"Ro, tumben diem lo?" tanya Agatha yang sudah duduk di depan Vero.

"Ck diem dulu deh lo, gue lagi main di rank ini." Vero masih sibuk dengan game nya, sesekali melirik Agatha.

"Lo lagi PMS?" celetuk Agatha.

Vero hanya memberikan tatapan yang tajam dan tak menyahutinya.

"Gue ada salah Ro?"

"Kagak, ntar malem ke rumah gue Tha. Gue pengen curhat," pinta Vero

Agatha hanya mengacungkan jempol, dan berlalu pergi keluar kelas menyusul teman-temannya ke lapangan.

Hari ini adalah pelajaran olahraga, yang lain sudah pada ke lapangan. Hanya kurang Vero, Beni, dan juga Anna.

Tak lama kemudian Vero dan Beni sudah ada di lapangan, lengkap dengan bola basket yang mereka bawa.

Mereka kebiasaan memang, sudah mengambil bola terlebih dahulu, padahal pelajaran belum dimulai.

Tapi tunggu sebentar, ada yang kurang. Ah benar, kemana Anna?

"Roo. Anna nya mana?"

"Kaga tau, dia ga balik-balik gue tinggal aja deh," jawab Vero.

Di lain tempat, Anna sudah uring-uringan. Kenapa Vero tidak menunggunya sampai pulang dari perpustakaan?

Dengan muka yang masam, dan mood yang berantakan. Anna langsung pergi ke lapangan. Lihat kekasihnya itu, pantas saja Anna ditinggal, ternyata dia sudah bermain basket.

"Veroo!!" teriak Anna dari kejauhan.

Kebetulan, Pak Fajar sedang dipanggil ke kantor sebentar. Entah lama atau tidak guru olahraga itu pergi.

Vero merasa jengkel menghadapi Anna yang setiap harinya semakin berubah menjadi aneh. Sejak pacaran, Anna tak lagi menunjukkan sikapnya yang seperti dulu.

Vero menghampiri Anna, dan mengajaknya ke pinggir lapangan.
"Apa sih, Na? Jangan teriak-teriak, ngga enak sama yang lain."

Anna menatap tajam Vero, apa dia tidak merasa bersalah telah meninggalkan kekasihnya?

"Kenapa kamu ga nunggu aku di kelas? Malah tebar pesona gitu di depan cewek-cewek!"

Vero menghela nafas kasar, "Ma'af deh ma'af, aku kira kamu sibuk di perpustakaan dan izin ga ikut pelajaran olahraga."

"Dan satu lagi, aku bukan tebar pesona. Apa salahnya sih Na, kalo main basket? Lagian tujuanku cuma olahraga bukan mau tebar pesona,"

Setelah mengatakan itu, Vero pergi dari hadapan Anna. Vero tak mau tambah emosi, dia lebih memilih melanjutkan olahraganya.

Agatha yang melihat pertengkaran kedua sahabatnya menjadi miris, sedih, dan kasihan. Saat sebelum persahabatannya ada ikatan cinta, mereka tidak pernah bertengkar seperti itu.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaiss, thank you💕

WAKTU YANG SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang