Yuhuuu ...
Met malem Jumat. Sayang, karena eike belum punya cerita yang genrenya horor, jadi gak bisa apdet yang cuco buat malam khusus ini, hehehe.
So, Neng Ouia dan emaknya yang keren aje deh. Oce?
Cekidot.
******
November 2020
Aurel melihat putrinya sedang serius menendangi karung berisi pasir yang terlihat penyok sana-sini. Dia mengerutkan kening. Apakah Ouia yang membuat karung pasir itu penyok? Wuih ... ternyata kaki putrinya itu mengerikan, kuat dan cepat. Lihat tendangannya yang lurus dan mantap itu. Beugh! Keren kan? Bunyi robekan disusul pasir berhamburan membuat Aurel melongo. Waduh ... sepertinya Ouia tidak sadar kalau kekuatannya sudah membuat samsak buatannya hancur dan masih terus menendang.
"Ou ... pasirnya berantakan, tuh. Dih ... kamu sih, enggak konsen, ya?" tanyanya sambil mendekat.
Ouia tergagap, lalu melihat ke kakinya yang kotor oleh pasir. "Wew ... ternyata aku terlalu kuat dan cepat. Kayaknya sebentar lagi aku gantiin Mila Jovovich main jadi Alice, deh," sahutnya sambil mencopot karung pasir setinggi dirinya itu, lalu berjongkok dan memeriksa bagian yang sobek.
Aurel menyeringai dan ikut berjongkok. "Enggak mungkin, Ou. Karena kamu niat banget kerja jadi astronom, kayaknya justru kamu gantiin Sigourney Weaver main di film Aliens, deh. Kan cuco."
Ouie mengerutkan kening. "Sigourney Weaver siapa, Mi?"
Aurel berdecak. "Google sendiri sana, Sigourney aja enggak tahu."
Ouia langsung merengut. Dia meraih kantong lain dan memindahkan pasir yang berhamburan ke dalamnya. Aurel mengamatinya selama beberapa saat.
"Ou ... kamu masih kepikiran soal Babeh Sadewa, ya?" tanyanya.
Gerakan tangan Ouia terhenti. "Kok Mami nanya begitu?" Dia balik bertanya.
Aurel tersenyum lebar. "Karena anak Mami itu gampang ditebak jalan pikirannya, plus Mami itu adalah ibu yang hebat dan luar biasa, jadi tahu persis apa yang jadi masalah anak Mami."
Ouia menggeleng-geleng. "Kadang-kadang aku bingung, Oma Elise lemah lembut dan bijaksana, Opa Robert berkharisma dan rendah hati, kenapa anaknya bisa narsis habis kayak Mami, ya?"
"Itu dia, Ou. Mami juga bingung."
Ouia terkekeh. Setelah beberapa waktu dia tercenung, lalu menatap ibunya. "Mi, kalau aku jujur, jangan sampe jadi beban buat Mami, ya?"
Aurel mengangguk. "Semua yang diomong Neng Ouia enggak akan pernah jadi beban buat Mami, suer!"
Ouia menggeleng. "Bukan beban kayak gitu maksud aku, Mi. Aku akan kasih tahu apa mauku, tapi kebahagiaan Mami lebih penting, jadi jangan bela-belain nurutin mauku kalau enggak sesuai sama hati Mami. Janji?"
Aurel mengerutkan kening. "Lah ... itu mah aneh, Ou. Kamu kasih tahu mau kamu, tapi enggak mau Mami kasih kemauan kamu itu kalau enggak sesuai sama perasaan Mami? Terus, poinnya kamu ngasih tahu Mami, apa?"
Ouia mengangkat bahu. "Aku cuma mau jujur aja. Tapi aku enggak mau bikin Mami merasa terpaksa ngapa-ngapain demi aku. Aku mau Mami lebih pentingin perasaan Mami."
Aurel tertawa lembut. "Kamu kok baik banget, sih, Ou? Kenapa kamu lebih mentingin perasaan Mami?"
Ouia menatap ibunya lekat. "Karena selama ini aku tahu Mami sudah hidup untuk aku. Aku enggak mau jadi beban lagi, tapi aku juga enggak mau ngumpetin perasaan aku."
Aurel mengusap kepalanya. "Ya sudah, ngomong, kamu mau apa sih?"
Ouia terdiam sejenak. "Aku pengin punya keluarga yang utuh, jadi aku berencana kasih Babeh kesempatan untuk jadi ayah aku. Tapi kalau Mami enggak mau sama Babeh, ya sudah. Mami cari yang lain aja yang lebih cocok sama Mami. Itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seleksi Ayah (Cerita Ouia)
ChickLitHamil dan melahirkan di usia remaja membuat Aurel harus menjalani kehidupan yang berat sebagai orangtua tunggal. Namun, dia tidak pernah berputus asa. Bersama Ouia, putrinya yang tomboi dan bercita-cita menjadi astronom, Aurel merajut cerita dan har...