Yuhuuuu!
Met malem Senin epribadeh! Kaget, ya? Tetiba Si Emak dan Anak keren bareng sahabat unik mereka muncul setelah sekian purnama? Eaaa ... maap, otak eike emang lagi asik sama Steven, Keke, dan Vivian, makanya Aurel dan Ouia sempet tersendat. Sabar aja ya.
So, langsung aja deh, biar kalian semangat buat memulai minggu baru besok, cekidot!
********
Seandainya Ouia ngotot minta Aurel untuk menerima Sadewa atau pria mana pun yang diinginkannya, pasti Aurel pun akan ngotot menolak dan mengingatkan Ouia kalau dia sendiri pernah bilang akan mementingkan kebahagiaan sang ibu. Namun, karena Ouia sama sekali tidak memaksakan kehendak dan malah meminta Aurel untuk tetap santai bersikap, dia malah jadi tergerak.
Gara-gara informasi dari Nakula soal Ouia menyuruh Sadewa untuk mendekati Aurel, dia jadi tahu siapa pria yang benar-benar dipilih Ouia untuk jadi ayahnya. Namun, sikap Ouia yang kontradiktif dan malah menyuruh Aurel untuk bersikap biasa saja, makin mengganggu Aurel. Dia tidak ingin Ouia mengikhlaskan segalanya hanya agar Aurel bisa bahagia, sedangkan bagi sang ibu, kebahagiaan Ouia yang justru jadi prioritasnya.
"Ou ... kenapa kamu enggak maksa Mami buat mulai cari pasangan, sih? Kan kalo kamu maksa, Mami malah agak gampangan nolaknya. Jadi ada alasan, gitulooo," lirihnya sambil melihat ke sosok Ouia yang tidur dengan tenang.
Tentu saja Ouia tidak menjawab. Entah sudah sampai di mana si tomboi itu dalam mimpinya, yang jelas, Aurel selalu senang melihat Ouia saat sedang tidur. Berbeda dengan Aurel saat kecil, Ouia selalu tenang saat terjaga ataupun tidur. Gadis itu tidak grasah-grusuh seperti remaja lain sebayanya. Kadang Aurel bingung, apakah kelakuannya yang kekanakan membuat Ouia malah jadi lebih dewasa, atau hubungan Ouia dengan dua sahabatnya yang antik itu?
Apa pun itu, Aurel bersyukur karena putrinya adalah pribadi yang manis dan membanggakan, meski di satu sisi, bisa menjengkelkan, karena terkadang mampu membuat Aurel melakukan apa pun yang tidak diinginkan meski tanpa memaksanya.
"Kita lihat nanti deh, ya, Ou, Mami bakalan jadi sama siapa, atau bakalan sendiri aja selamanya bareng kamu. Mami bakalan coba membuka diri, tapi juga enggak lebay, biar kalau ada yang memang deketin Mami, dia bisa melakukan yang terbaik untuk bisa merebut hati Mami. Kita lihat aja ya."
Penuh sayang Aurel membelai rambut pendek Ouia, lalu mencium dahinya dengan lembut. "Mami sayang Ouia, sayang banget," bisiknya sebelum kemudian menarik selimut dan berbaring miring untuk memeluk putrinya.
Saat ini dia hanya ingin menikmati kebersamaan dengan Ouia, apa pun yang terjadi di masa depan, biarlah terjadi. Toh, yang terburuk sudah berlalu.
Tidak diketahui Aurel, sudut bibir Ouia terangkat sedikit membentuk senyum. Dia belum terlalu nyenyak dan saat Aurel berbisik barusan, lamat-lamat dia mampu mendengarnya. Semoga saja, Aurel pada akhirnya bisa membuka hati untuk kebahagiaan baru, Ouia sangat ingin melihat ibunya lebih ceria daripada sekarang.
*******
Hari yang cerah dengan udara yang sedikit lebih bersih efek berkurangnya kegiatan di jalan raya akibat pandemi. Ouia dan kedua sahabatnya berlari kecil di sepanjang jalan kampung, dan dengan tertib tetap menjaga jarak selama berolahraga.
"Woi, mentemens! Kagak ade niat minum dulu, nih? Aus!" teriak Said sambil tetap berlari.
Ouia yang sedang fokus pada hitungan melirik tak acuh sambil tetap berlari, sedangkan Boni yang rewel berdecak kesal.
"Kita baru berkeliling satu putaran, Said. Kalau minum sekarang, bisa kepingin berkemih nanti," katanya.
Said mengerjap cepat. "Apaan dah tuh berkemih? Kencing maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seleksi Ayah (Cerita Ouia)
Chick-LitHamil dan melahirkan di usia remaja membuat Aurel harus menjalani kehidupan yang berat sebagai orangtua tunggal. Namun, dia tidak pernah berputus asa. Bersama Ouia, putrinya yang tomboi dan bercita-cita menjadi astronom, Aurel merajut cerita dan har...