Empat belas

568 65 0
                                    

Happy reading!




Rania berjalan enteng di sebelah Eil. Sesekali ekor matanya berani untuk melirik cowok itu. Merasa gemas sendiri melihat wajah Eil yang sedang serius membaca buku laporan.

Beberapa menit yang lalu, kedua pasangan siswa/i ini baru saja keluar dari ruangan OSIS. Lebih tepatnya hanya Eil yang memang mempunyai urusan disana. Mengingat Eil masih menjadi ketua OSIS.

Setelah Eil mengantar Rania ke UKS tadi, gadis itu enggan untuk meninggalkan Eil. Ia ingin masuk ke dalam kelas bersama.

"Ran, kamu ke kelas dulu aja deh."

Rania tersadar, menaikkan kedua alis dan menghadap Eil secara langsung. "Hem?"

"Ke kelas dulu aja, aku ada urusan." Ulangnya pada Rania.

"Oh, gitu yah." Gadis itu cengengesan di depan Eil, "gimana kalo aku nunggu? Biar bareng aja ke kelas." Katanya, masih berusaha untuk tidak salah tingkah.

"Duh, aku takut kamu nunggu lama." Cowok itu memandang lembaran-lembaran yang ada pada tangannya, mengecek kembali laporan kerja OSIS itu lagi.

"Emang kemana? Bukannya tadi udah mampir ke ruang OSIS?"

"Iya, sih." Eil memasukan lembaran laporan itu ke dalam ranselnya, mendongak lagi untuk memandang Rania.

"Terus?"

"Aku mau ke kelas Kila dulu."

Mundur, Ran.



Hah, lagi-lagi Aqeela...




"Oh, ya udah kalo gitu." Pundaknya menurun seketika. "Aku ke kelas yah," Wajahnya memasang senyum paksa.

"Iya, kalo nanti bel masuk bunyi tapi aku belum dateng, tolong kasih tahu ke Bu Uli yah aku ada izin OSIS." Ucapnya lagi, takut nantinya ia terlambat di pelajaran pertama yaitu Bu Uli.

Rania hanya mengangguk, meski samar senyumnya yang ia paksa. Hatinya merasa mencelos.

Kenyataan tentang Eil yang menyukai sahabatnya itu.... Nyatanya masih berlanjut.

Sudah satu tahun lalu Eil dan Aqeela berpisah kelas, dan nyatanya cowok itu masih menyimpan perasaan untuknya.

Rania tak boleh egois, meski ada sepercik kesal dan benci dengan kenyataan.



Kenyataan bahwa dirinya bertepuk dengan sebelah tangan.

---

Pagi ini jam pelajaran pertama di kelas 9A adalah IPA, dengan guru pengampu Pak Iwan.

Terlihat para siswa sudah banyak mempersiapkan hasil praktek minggu lalu untuk diajukan hari ini.

Seperti Aqeela yang terus membaca ulang laporan praktikum nya dengan seksama, takut dirinya salah dalam menulis.

Still UnderageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang