Dua puluh lima

517 54 0
                                    

Happy reading!


Aqeela kembali ke dalam setelah menyelesaikan urusan pribadinya tadi di toilet. Ia datang dengan santainya, berdiri di sebelah Rassya yang masih belum juga sadar dengan kehadiran gadis itu. Ia berkacak pinggang, merasa aneh dengan keadaan di sini.

Aqeela menoleh ke kanan dan kiri, kenapa di sini sepi?

Hanya si Cipluk saja yang ia lihat.

"Heh, Cipluk." Panggilnya enteng.

Rassya tersentak, bahkan hampir terlonjak saking terkejutnya. Ia menoleh langsung, matanya membola setelah tahu yang memanggilnya itu adalah gadis yang sedang dicari-cari oleh anak-anak cowok lainnya.

"Heh, lo ngapain di sini?" Tanya Rassya, benar-benar dibuat bingung oleh gadis di hadapannya itu. Ia melongok lagi, semakin mengernyit saat tahu bahwa Aqeela datang dengan sendiri tanpa ada Rey dan yang lainnya.

Aqeela mengerjap dengan polosnya, kemudian mengernyit. Saat ia akan berbicara, Rassya malah memotongnya.

"Lo dari mana aja?"

Aqeela akan menjawabnya, tapi lagi-lagi Rassya yang mendahuluinya.

"Bukannya lo tadi pamit ke gue mau ke toilet?"

Aqeela mengerjap bingung, mulutnya sudah membuka untuk menjawab. Tapi lagi-lagi Rassya memotongnya. Ia seakan tak diizinkan untuk berbicara, atau malah Rassya yang lupa untuk memberinya waktu agar menjawab.

"Lo kesasar?"

Rassya menyipitkan kedua matanya, menatap Aqeela dengan intens. Tingkahnya aja kayak nunggu jawaban dari Aqeela, tapi pas Aqeela mau jawab malah dipotong.

"Kok bisa lama banget di toilet?"

"Terus kenapa kesini sendiri?"

"Abang lo mana? Temen abang lo mana? Bukannya mereka lagi cariin lo?"

"Harusnya kalo lo nggak tau posisi toilet dimana ya minta anter gue kek, jangan sok-sokan pergi sendiri."

"Lo nggak diculik kan?"

"Badan lo kecil, pasti culik nya gampang buat bawa lo."

Aqeela sudah melipat tangannya, menyipitkan kedua matanya sembari menatap Rassya dengan nyalang.

"Lo tuh cewek, kalo misal nanti kenapa-napa gimana?"

"Iya kalo lo bisa jaga diri, tenaga lo aja mungkin nggak ada setengahnya dari tenaga si culik."

Aqeela melinting lengan kaosnya, tangannya sudah gatal ingin merobek wajah cowok di depannya itu.

Parah, si Aca cari ribut sama Kila.

Still UnderageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang