Enam belas

589 71 2
                                    

Happy reading!







Bug!

Bola itu tepat mengenai jidat Sandrinna. Membuat pandangan pada cewek itu menjadi buram. Sempat menggelengkan kepala untuk mendapat kesadarannya kembali namun tidak bisa. Ia juga sempat memegang kepala sebelum benar-benar jatuh tersungkur ke tanah.

"Sandy pingsan!"

Ratu menoleh mendengar itu. Tadinya ia sedang mendribble kan bola basket bersama Emil. Tak sadar sahabatnya sudah kena santap bola oleh orang lain.

Alexa juga langsung menghampiri, melihat Sandy yang dikerubungi banyak siswa junior.

"Lo aja yang bawa."

"Ogah, lo aja."

"Lo kan tadi yang nendang bolanya sampe kena jidat ni cewek."

Terjadi perdebatan kecil antara para siswa junior.

Rey dan Cole yang sedang berbincang langsung menghampiri gerombolan itu. "Minggir." Cole berjalan lebih dulu, disusul Rey yang langsung melotot ketika melihat Sandy sudah pingsan tergeletak.

"Kenapa pada diem doang?!"

Cole tersentak mendengar Rey menjerit, dirinya bahkan tidak sekaget itu melihat Sandrinna pingsan tetapi Rey langsung meracau. Mungkin karena Rey adalah ketua, jadi dia takut akan terjadi sesuatu pada murid baru ini.

"Tadi kena santap bola Kak." Jawab salah satu murid.

"Ya bawa ke UKS lah, kalo kenapa-napa gimana?!"

Rey langsung berjongkok untuk meraih tubuh Sandy. Menggendongnya cepat untuk menuju ruang UKS.

"Tadi siapa yang nendang bola sampe bikin siswi lain pingsan?" Cole bertanya.

"Saya, Kak." Seorang siswa mengangkat tangan mengakui. "Nggak sengaja Kak. Tadi cewek itu nggak ngehindar padahal udah jelas saya nendang nya tinggi."

Cole menghela napas, "apa perlu saya les privat buat kamu?"

"Jangan tinggi-tinggi dek. Nggak masalah kalo di lapangan terbuka, ini lapangan tertutup bahaya kalo kena orang." Gema ikut memberi nasihat.

"Apalagi cewek, tau nggak lo cewek tu lebih lemah daripada cowok." Emil berkata sambil memainkan bola basketnya. Ratu yang tepat berada di sebelah Emil, merasa tidak setuju dengan apa yang dibilang Emil.

"Gue rasa enggak." Ratu melipat kedua tangannya di depan dada.

Emil menaikan alis, "iya. Cewek lebih lemah daripada cowok." Debatnya lagi tak mau kalah.

"Kok lo maksain gitu sih?! Nggak semua cewek tuh lemah." Ratu mulai memudarkan lipatan tangannya, berbalik untuk menatap Emil. Alexa bahkan harus menahan tangan Ratu agar Ratu selalu ingat dirinya sedang bicara dengan Kakak kelasnya.

Still UnderageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang