Happy reading!
Gadis dengan rambut yang tercepol indah ke atas itu menyisir anak-anak rambutnya ke belakang telinga. Guna menyingkirkannya dari penglihatan yang kini tengah mengganggunya karena angin yang terus saja menyapu wajahnya.
Ia mengangkat tangan kanannya, menatap benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah menunjukan pukul 16:30 dan dirinya masih berdiri disini, diantara gadis-gadis gila yang heboh saat team dari Kakaknya tengah bermain.
Mendongak lagi untuk menatap persaingan yang memang sedari tadi sedang berlangsung. Lapangan bola basket yang dipenuhi dengan para pemain dan para siswa lainnya. Ia membuang nafas dan menekuk mulutnya kebawah. Berapa lama lagi ia harus menunggu dan bertahan dari teriakan-teriakan penggemar Kakak kandungnya itu? Jawabannya adalah sekarang.
Ia mulai mundur dan menghindar dari kerumunan itu, menjauh dari sana, dan berusaha untuk mencari tempat yang masih bisa diselamatkan.
Aqeela Aza Calista.
Gadis cantik yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Hazel eyes miliknya itu mampu membuat seseorang yang menatapnya menjadi teduh. Hidungnya mancung dan senyum manis dari bibir pink nya yang tidak akan ia perlihatkan pada orang yang enggan untuknya. Ya, cuek. Kesan pertama yang pasti akan orang lihat pada dirinya. Kebanyakan menyebutnya jutek, galak, dan sombong. Namun sebenarnya, gadis ini sangat lembut dan perhatian. Nggak percaya? Tanya aja ke Pak Ustadz. Eh maaf, bukan Ucup.Gadis itu mendudukan dirinya di kursi yang berada dekat lapangan bola basket sekolahnya dengan nafas yang sangat lega. Ia meregangkan seluruh otot-otot di bagian lengan dan lehernya, sangat susah rasanya ia melakukan ini di tempat tadi. Jelas, mereka banyak dan itu sempit!
Ia menatap kerumunan itu lagi, lalu memutar bola matanya malas, berusaha mencari sibuknya sendiri dengan menggoyangkan kakinya yang bertumpu. Agar tidak bosan, tapi tetap saja. Ia akan selalu merasa bosan jika tak melakukan apapun. Menunggu, adalah satu hal yang sangat Aqeela benci.
Fahreyza Efrianda. Kakak kandung dari Aqeela, sebagai ketua di team basket SMA Nusantara. Humoris dan suka tantangan. Sikap yang selalu dipandang oleh Aqeela dari Kakaknya ini hanya satu, jahil. Sikap jahilnya selalu menemaninya setiap hari. Dan kadang selalu saja membuatnya sewot. Jika satu hari saja Rey tidak jahil, pasti ada yang salah. Tetapi jika ada yang berani ikut menjahili sang adik, maka Rey merasa tidak terima. Ibaratnya Rey pernah membuat caption 'cuma gue yang boleh nge-bully adek gue, orang lain jangan.' -rey. Fyi, dibalik jahilnya Rey ini, ia juga sangat menyayangi adik satu-satunya itu. Terkadang pula ia suka memanjakan sang adik walau sang adik tak suka selalu dimanjakan. Katakan saja possesive sebagai Kakak jika ada yang berani mendekatinya.
Matanya berbinar kala kerumunan yang ia tatap itu mulai memudar dan akhirnya menyisakan beberapa siswa, jika dilihat bahkan sepertinya mereka adalah para pemainnya saja. Itu artinya, pertandingan telah sepenuhnya selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Underage
Fiksi Remaja"Lo pernah denger tentang benci jadi cinta nggak?" Tanya Gema tiba-tiba pada Emil di tengah keributan keduanya. "Pernah dongg, kenapa tuh?" Jawabnya. "Nah, yang ini bibitnya nih." Lanjut Gema sembari menunjuk Aqeela dan Rassya. - - - - Mempunyai...