Dua puluh sembilan

514 50 5
                                    

Happy reading!

"Hah? Lusa, Bu?!" Pekik keduanya saat sudah mendengar berita dari Bu Tiyas tentang dipercepat nya hari untuk olimpiade mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Lusa, Bu?!" Pekik keduanya saat sudah mendengar berita dari Bu Tiyas tentang dipercepat nya hari untuk olimpiade mereka.

"Nggak salah, Bu?" Tanya Aqeela memastikan, pasalnya baru saja minggu kemarin mereka diberi tahu tentang materi apa saja yang harus dipelajari dan kini malah harinya dipercepat.

Bu Tiyas membenarkan letak kacamatanya, memandang keduanya dengan heran. "Kenapa emangnya?"

"Ya kecepetan lah, Bu. Biasanya kan kasih waktu satu bulan kek, ya paling enggak dua minggu deh." Aqeela menjawab.

Rassya hanya mengangguk-angguk, tanda setuju dengan ucapan musuhnya. "Ini seminggu aja nggak ada kayaknya, Bu." Lanjut cowok gingsul itu.

Bu Tiyas menghela napas, ia menggidikkan bahunya. "Mana Bu Tiyas tauu.... Bu Tiyas kann--"

"Guru."

"Lagian ada untungnya juga loh buat kalian sama buat sekolah," Bu Tiyas berbicara, sesekali tangannya bermain dengan pulpen di meja kerjanya. "Minggu selanjutnya lagi kan ada acara Bazar di sekolah." Imbuhnya.

Kedua murid itu masih diam memperhatikan dan mendengar guru di depannya berbicara.

"Mending olim nya diadakan sebelum acara Bazar sekolah, kann?"

Rassya dan Aqeela tampak berpikir, benar juga...

Kalo pas acara Bazar nggak bisa have fun gara-gara mikirin olim, gimana?

---

Jam istirahat pertama di SMA Nusantara telah berbunyi. Rey dan Cole yang memang sekelas itu langsung saja pergi ke kantin karena di grup, Ica dan Gema sudah ribut, laper katanya. Sedangkan Gema, Ica, dan juga Emil yang malah telat datang.

Rey dan Cole sudah duluan duduk di bangku stand kantin langganan mereka sejak kelas sepuluh. Saat itu juga Emil datang sendiri dan meminta tolong untuk diantar ke toilet.

"Kaya cewek aja lo, minta anter ke toilet." Sarkas Rey.

"Gue males ketemu cewek-cewek kelas sepuluh anjrittt, berisik banget kalo gue lagi lewat sendirian." Desis Emil, kemudian dengan cepat menyeret pergelangan tangan Cole untuk ikut dengannya.

Rey yang duduk sendiri pun mulai memainkan ponselnya. Ia membuka aplikasi game kesukaannya sebelum akhirnya ia membuka chat karena notifikasi masuk.

Anak kecil : olim nya dicepetinn masa

Rey segera menjawabnya.

Rey : bagus dongg

Rey : cepet selesai kan akhirnyaa

Anak kecil : kak Rey pernah?

Rey : pernah apa?

Anak kecil : pernah dicepetinn olim nyaa

Still UnderageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang